Internasional
Papua Nugini Darurat Keamanan, Kericuhan Meletus di Ibu Kota: 15 Orang Tewas
Pembakaran pusat perbelanjaan serta penjarahan pertokoan pun terjadi di ibu kota negara itu, bahkan melebar ke Kota Lae.
Penulis: Paul Manahara Tambunan | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM - Kericuhan pecah di Port Moresby, Papua Nugini (PNG), pada Rabu (10/1/2024) setidaknya menewaskan 16 orang.
Pembakaran pusat perbelanjaan serta penjarahan pertokoan pun terjadi di ibu kota negara itu, bahkan melebar ke Kota Lae.
Peristiwa berdarah ini dipicu akibat protes militer dan pasukan kepolisian dan sipir penjara terhadap pemerintah yang memotong gaji bulanan mereka, tanpa disertai alasan.
Baca juga: RICUH di Port Moresby Ibu Kota Papua Nugini, Militer Marah: 15 Orang Tewas, Pertokoan Dijarah
Perdana Menteri (PM) Papua Nugini James Marape pun pada Kamis (11/1/2024) mengumumkan keadaan darurat selama 14 hari.
Kondisi terkini Papua Nugini
Tentara dan polisi terlihat berpatroli di jalan-jalan yang sepi di Ibu Kota Port Moresby pada Jumat (12/1/2024) pagi waktu setempat, sehari setelah PM Marape mengumumkan keadaan darurat.
Sebagaimana diberitakan Reuters, ada banyak warga yang bergabung dalam antrean panjang untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.
Selain mengumumkan keadaan darurat, Marape pada Kamis telah memberhentikan beberapa pejabat dan menempatkan lebih dari 1.000 tentara dalam keadaan siaga.
Menurut Matt Cannon, Kepala cabang lokal layanan tanggap darurat nirlaba St John Ambulance, Ibu Kota Port Moresby telah kembali ke "normal baru" pada Jumat pagi, dengan polisi dan tentara di jalan-jalan dan antrean panjang di pom bensin.
"Kami berharap supermarket yang berfungsi dapat dibuka kembali hari ini dan saya dengar mereka telah meningkatkan keamanan untuk melayani orang-orang yang berpotensi datang dalam jumlah besar," kata Cannon.
Kerusuhan Papua Nugini dipicu ketika polisi dan pegawai negeri lainnya melakukan mogok kerja pada Rabu karena pemotongan gaji yang kemudian disalahkan oleh para pejabat karena kesalahan administrasi.
Dalam beberapa jam, ribuan orang memadati jalan-jalan untuk menjarah dan melakukan kerusuhan dengan latar belakang asap dan gedung-gedung yang terbakar.

Massa juga mencoba menerobos gerbang di luar kantor Perdana Menteri.
Berdasarkan keterangan dari Polisi Papua Nugini, lembaga penyiaran pemerintah Australia, ABC pada Kamis melaporkan bahwa sembilan orang tewas dalam kerusuhan di Ibu kota Port Moresby dan tujuh orang tewas di Lae, di bagian utara negara itu.
Baca juga: Kericuhan Meletus, Ibu Kota Papua Nugini Mencekam: Pembakaran dan Penjarahan Toko Terjadi
Namun, keadaan tampak tenang pada Jumat ketika seorang karyawan Eddie Allo menggunakan bus untuk bekerja di Rumah Sakit Umum Port Moresby.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.