ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Puluhan Warga Sipil Tewas, Presiden Jokowi Diminta Segera Hentikan Operasi Keamanan di Papua

Kontras juga mendesak agar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengkaji ulang penerjunan pasukan dan pendekatan militer di Papua.

Tribun-Papua.com/Yohanes Musamus palen
Presiden Joko Widodo mengaku pemerintah terus berupaya keras untuk pembebasan Pilot Philips Mark Marthens, yang saat ini masih disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya. 

TRIBUN-PAPUA. COM, JAYAPUR - Presiden Joko Widodo (Jokowi) didesak untuk turun tangan menghentikan operasi keamanan di Papua karena menewaskan puluhan warga sipil.

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Dimas Bagus Arya mengatakan, desakan ini dilakukan karena sepanjang 2023 saja sudah ada 41 korban meninggal dunia akibat kekerasan yang terjadi di Papua.

Bahkan dalam bulan terakhir, Januari-Febuari 2024 terjadi tujuh peristiwa kekerasan di Papua yang menyebabkan 4 warga sipil meninggal dan 6 lainnya luka-luka.

Baca juga: Bakutembak Berkecamuk di Intan Jaya, Komnas HAM Desak Pemerintah Lakukan Pendekatan Kemanusiaan

"Pemerintah Indonesia khususnya Presiden untuk menghentikan sementara penerjunan prajurit militer serta melakukan evaluasi total terhadap operasi militer dan operasi keamanan yang dijalankan di Tanah Papua," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Senin (4/3/2024).

Kontras juga mendesak agar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengkaji ulang penerjunan pasukan dan pendekatan militer di Papua.

Selain itu, Panglima juga harus menyidik anggota TNI yang melakukan pelanggaran dengan membunuh banyak masyarakat sipil dalam operasi keamanannya.

Sejumlah mahasiswa dari Aliansi Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019). Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman atas insiden di Surabaya dan menegaskan masyarakat Papua merupakan manusia yang merdeka.
Sejumlah mahasiswa dari Aliansi Anti Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme Papua melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2019). Aksi tersebut sebagai bentuk kecaman atas insiden di Surabaya dan menegaskan masyarakat Papua merupakan manusia yang merdeka. (Tribunnews/Irwan Rismawan)
"Unsur TNI harus mendorong adanya pola-pola humanis dan mengedepankan aspek Hak Asasi Manusia agar tidak terjadi kejahatan kemanusiaan di Papua," katanya.

Baca juga: Kontak Tembak Kontra KKB Pecah di Intan Jaya Papua Tengah, Prada David dan Warga Sipil Jadi Korban

Desakan juga ditujukan kepada Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk menyelidiki dan menyidik kasus yang menewaskan korban sipil dengan menempuh mekanisme etik kepada anggota Polri yang terlibat.

Terakhir, desakan ditujukan kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang harus menginvestigasi secara menyeluruh.

"Komnas HAM untuk segera melakukan investigasi secara independen dan imparsial atas seluruh dugaan tindak kekerasan, penyiksaan, dan dugaan pelanggaran HAM yang selama ini terjadi di Papua," pungkas Dimas. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Diminta Turun Tangan Hentikan Operasi Keamanan di Papua yang Tewaskan Puluhan Warga Sipil",

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved