ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Merauke

Usaha Kopi Remang-remang di Bandara Merauke Meresahkan, Modus Tempat Miras dan Transaksi Prostitusi

Pasalnya, tidak hanya menjual kopi, namun melakukan aktivitas memutar musik dan karaoke hingga larut malam.

Tribun-Papua.com/Yulianus Bwariat
Salah seorang pedagang kopi remang-remang diberikan himbauan untuk tidak melakukan aktivitas di kawasan Bandara Mopah Merauke 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus 

TRIBUN-PAPUA.COM, MERAUKE - Sejumlah pedagang kopi yang berjualan di kawasan bandara Mopah Merauke dan wilayah wisata Rohani Patung Hati Kudus Yesus Merauke, dinilai mengganggu kenyamanan warga setempat. 

Pasalnya, tidak hanya menjual kopi, namun melakukan aktivitas memutar musik dan karaoke hingga larut malam.

Lebih parahnya, sejumlah pedagang itu melakukan aktivitas di kawasan hijau dan tanpa ijin pemerintah serta diduga beberapa pedagang itu dilindungi oleh oknum-oknum anggota Satuan di Merauke

Kepada wartawan, keberadaan kedai atau warung remang-remang itu meresahkan dan sangat mengganggu ketenangan dan ketenteraman warga beristirahat di malam hari.

Baca juga: Kedai Kopi Remang-remang di Bandara Mopah Merauke Meresahkan Masyarakat

"Kafe-kafe liar ini sangat mengganggu, Kalau malam hari suara musik terdengar sampai di kamar, padahal jarak dari rumah saya itu sekitar 300 tapi masih kedengaran, volume musik mereka kadang tidak tahu diri," beber salah satu warga yang namanya enggan dipublikasikan. 

Lanjutnya, aktivitas musik dan karaoke yang dilakukan sejumlah pedagang kopi remang-remang itu terdengar hingga pukul 05:00WIT.

"Kadang bunyi musik keras sampai jam 02.00 atau jam 03.00 WIT, bahkan kadang sampai jam 05.00 pagi, sangat terlalu berisik, dan tempat-tempat itu sudah lama beroperasi," tuturnya. 

Satpol PP bersama instansi terkait melakukan penyampaian tegas terhadap sejumlah pedagang kopi remang-remang di kawasan bandara Mopah Merauke. 
Satpol PP bersama instansi terkait melakukan penyampaian tegas terhadap sejumlah pedagang kopi remang-remang di kawasan bandara Mopah Merauke.  (Tribun-Papua.com/Yulianus Bwariat)

Dia menyebut, sebelumnya, usaha kedai kopi remang-remang itu pernah dibubarkan oleh Polres Merauke, namun, tak berselang lama, warung remang-remang itu muncul kembali dengan jumlah yang bertambah banyak. 

"Pernah dibubarkan oleh Polres Merauke, sempat berhenti kemudian beberapa hari muncul lagi, sebenarnya, lebih bagus dibubarkan, karena mengganggu dan bising," ujarnya. 

Ada dugaan, keberadaan kedai remang-remang itu menjadi ajang pesta minuman keras (miras), sarang maksiat, kekacauan dan tempat transaksi prostitusi terselubung. 

Baca juga: Ditengarai Miras, Wanita di Merauke Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas: Ini Sosok Pelaku

"Padahal, keberadaannya persis di depan tempat suci, Patung Hati Kudus Yesus sebagai tempat suci umat Nasrani, kalau sudah tengah malam di situ bukan lagi minum kopi, tapi alkohol, sudah begitu ada perempuan cantik, sexy-sexy juga ikut temani minum, ujung-ujungnya Open BO."

"Belum lagi di situ tempat mabuk-mabuk itu, mereka bisa jadi sumber masalah, kita tidak tahu, bisa saja terjadi penganiayaan, jadi bisa timbul banyak kasus di situ, satpol PP segera bubarkan itu," pinta masyarakat.  

Pantauan media ini dilapangan, ketika sejumlah pedagang di kawasan itu didatangi petugas Satpol PP, beberapa pedagang main kucing-kucingan dengan petugas, mereka beralasan tidak melakukan aktivitas karaoke dan tidak ada aktivitas konsumsi minuman keras. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved