Viral
VIRAL Orangutan 'Raksasa' di Kalimantan, Mengapa Konflik dengan Manusia Sering Menyala?
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur masih menelusuri lokasi perekaman video orangutan yang bergelantungan di pemukiman warga.
Badan Konservasi Dunia (IUCN) memasukkan tiga spesies orangutan tersebut dalam daftar spesies terancam kritis atau satu tahap lagi menuju kepunahan di alam.
Pongo pygmaeus sendiri terbagi dari tiga ras, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang banyak terdapat di Kalimantan bagian barat, Pongo pygmaeus wurmbii (Kalimantan bagian tengah), dan Pongo pygmaeus morio (Sabah dan Kalimantan bagian timur, termasuk Taman Nasional Kutai).
Pongo pygmaeus morio memiliki rambut coklat kehitaman dan rahang paling besar.
Satwa ini mampu bertahan pada kondisi yang ekstrem, seperti kemarau panjang dan pakan yang terbatas.
Berapa banyak orangutan yang bertahan di alam?
Populasi orangutan kalimantan saat ini berkisar 57.350 individu yang tersebar di 16 juta hektar areal hutan.
Orangutan sumatera jumlah lebih sedikit, diperkirakan 13.710 individu, dan orangutan tapanuli tinggal 760 individu di tahun 2023.
Ancaman terbesar yang dihadapi orangutan ialah perubahan fungsi hutan sebagai habitat alami menjadi area konsesi, termasuk aktivitas pertanian oleh masyarakat, serta perburuan ilegal.
Tidak sedikit yang meregang nyawa akibat masuk permukiman manusia.
Mengapa orangutan masuk ke permukiman warga?
Sebenarnya orangutan yang masuk ke permukiman warga bukan pertama kalinya.
Pada Februari 2022, orangutan terekam menyeberangi jalan di sekitar Simpang Perdau, Kutai Timur.
Di lokasi ini juga pernah muncul orangutan pada 2021.
Lalu, Desember 2022, BKSDA Kaltim Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 3 Balikpapan menerima laporan orangutan masuk ke area kamp pekerja perusahaan hutan produksi di Penajam Paser Utara.
Kemunculan orangutan di wilayah aktivitas manusia membuat konflik satwa dan manusia tak terhindarkan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.