Info Papua
Peringati Tragedi Wamena Berdarah, Mahasiswa Desak Pemerintah Tarik Militer dari Papua
Jhon Busop meminta pemerintah segera mengungkap kasus pelanggaran HAM berat di Wamena, sebab sudah 24 tahun belum juga diungkap tuntas.
Penulis: Amatus Hubby | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-papua.com, Amatus Huby.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa West Papua (SMWP) menggelar aksi mimbar bebas dalam rangka melawan lupa atas kasus Wamena Berdarah pada 6 Oktober 2000.
Aksi tersebut berlangsung di Perumnas 3 Waena, Kota Jayapura pada Minggu (6/10/2024) malam.
Pantauan Tribun-Papua.com, aksi itu diwaranai dengan diskusi tentang terjadinya Wamena Berdarah, orasi, baca puisi hingga menyanyikan lagu-lagu perjuangan West Papua.
Koordinator Umum Jhon Busop meminta pemerintah segera mengungkap kasus pelanggaran HAM berat di Wamena, sebab sudah 24 tahun belum juga diungkap tuntas.
Baca juga: Fauzun Undur Diri, Charles Gomar Segera Dilantik sebagai Wakil Ketua DPR Papua Selatan
"Kami Solidaritas Mahasiswa West Papua menyatakan bahwa kasus Wamena Berdarah sampai hari ini belum di usut tuntas, sehingga kami desak Komnas HAM RI segera lakukan investigasi ulang," ujar Busop.
Ia mengatakan, tidak hanya pada tahun 2000 tetapi lakukan investigasi pada insiden tahun 2003 hingga sekarang.
"Kami juga tuntut kepada negara republik indonesia segera hentikan pendropan militer ke tanah Papua," ujarnya.
Yang berikut kata dia Komnas HAM RI segera lakukan investigasi pada pelanggaran HAM berat yang terjadi di seluruh pelosok tanah Papua.
Busup meminta Pemerintah Pusat segera menarik militer organik dan non-organik dari atas tanah Papua.
"Kami minta negara republik indonesia berhenti kriminalisasi terhadap masyarakat sipil," pungkasnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.