ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terkini

Gelombang Tinggi di Perairan Utara Papua, Nelayan dan Pengusaha Kapal Diimbau Waspada

Nelayan dan pelaku usaha pelayaran kapal di wilayah Papua perlu waspada mengingat risiko ancaman keselamatan yang cukup tinggi.

tribunnews.com
ILUSTRASIO GELOMBANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 3 meter di wilayah perairan utara Papua, Selasa (4/2/2025). BMKG mengimbau para nelayan agar waspada. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi hingga 3 meter di wilayah perairan utara Papua.

Nelayan dan pelaku usaha pelayaran kapal perlu waspada mengingat risiko ancaman keselamatan yang cukup tinggi.

Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura Heri Purnomo menyebutkan, dalam laporan prospek cuaca sepekan, 3-9 Februari 2025, gelombang tinggi mencapai 2,5-3 meter akan terjadi di perairan Pasifik utara Jayapura dan Biak.

Saat itu, kondisi gelombang mulai terjadi di wilayah pesisir, seperti perairan Biak dan Jayapura-Sarmi dengan ketinggian 1,25-2,5 meter.

”Laporan yang rutin diperbarui setiap pekan ini menunjukkan gelombang tinggi di perairan utara Papua. Aktivitas masyarakat, seperti nelayan dan pelayaran kapal, perlu waspada,” kata Heri di Jayapura, Papua, Selasa (4/2/2025).

Gelombang tinggi di wilayah perairan utara Papua tidak terlepas dari cuaca ekstrem yang saat ini berlangsung.

Baca juga: Christian Sohilait Imbau Warga Kota Jayapura Cegah Air Hujan Meluap

Februari merupakan masa puncak musim hujan di wilayah Papua. Hujan lebat dengan volume lebih dari 100 milimeter per hari mengguyur Papua.

Terpantau pola putaran angin siklon di wilayah perairan utara dan selatan Papua juga memengaruhi tinggi gelombang dan kecepatan angin.

Di wilayah perairan Jayapura dan Biak, kecepatan angin bisa mencapai 20-25 knot.

Bahkan, angin berkecepatan hingga 30 knot berpeluang terjadi di perairan Pasifik Papua.

Heri menuturkan, Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura rutin berkoordinasi dengan nelayan-nelayan pesisir serta pihak pelabuhan perairan utara Papua.

”Di tengah musim hujan seperti ini, kapal-kapal seperti perintis yang melintas perlu waspada dengan kayu-kayu yang terbawa dari daratan oleh dampak hujan deras."

"\Khususnya yang terbawa dari hutan lokasi pembabatan yang cukup masif. Kayu-kayu berukuran besar berbahaya, apalagi jika mengenai baling-baling kapal,” ucap Heri.

Gelombang tinggi muara

Selain itu, cuaca ekstrem saat ini juga perlu diwaspadai untuk aktivitas di wilayah muara sejumlah sungai di Papua.

Pada Sabtu (1/2/2025), speedboat yang mengangkut sembilan penumpang dilaporkan tenggelam di Muara Ruwai, Kampung Rapamerei, Distrik Sawai, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua.

Speedboat tersebut mengalami mati mesin kemudian dihantam gelombang tinggi di muara.

Pada hari kejadian, lima orang dievakuasi dalam kondisi selamat. Adapun seorang penumpang dievakuasi dalam keadaan meninggal. Sementara itu, tiga penumpang lainnya dilaporkan hilang.

Pada Senin siang, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jayapura Marinus Ohoirat menyampaikan, pencarian hari ketiga masih terus berlangsung.

Pencarian dilakukan Pos SAR Serui bersama tim gabungan lain dari TNI-Polri serta nelayan.

”Pencarian (tiga korban) masih berlangsung. Namun, kami memiliki kendala koordinasi dengan tim di lapangan karena sinyal yang sulit di daerah tersebut,” ucap Marinus.

Baca juga: WASPADA! Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang Berpotensi Terjadi di Mimika

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Jayapura, Pitoyo Handaru Sasongko, mengatakan, kondisi cuaca ekstrem di perairan utara Papua saat ini juga berdampak di wilayah pesisir.

Gelombang tinggi akan mengancam pesisir, seperti perairan wilayah cekungan, termasuk di muara-muara sungai. 

Insiden perahu tenggelam di Mamberamo Raya, misalnya, terjadi di wilayah pertemuan muara sungai dan laut dengan gelombang yang sedang tinggi saat ini.

”Arus dan gelombang di wilayah muara itu selalu deras dan tinggi. Ditambah lagi situasi perairan Papua yang sedang ekstrem semakin memperburuk situasi di sana. Ini yang perlu menjadi kewaspadaan,” ujar Pitoyo. (*)

Berita ini dioptimasi dari Kompas.id, silakan klik lalu berlangganan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved