ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Bisnis

OJK Papua Ungkap Kinerja Perbankan 2024, DPK Bank Umum Turun Jadi Rp65,3 Triliun 

Walaupun DPK di tanah Papua menurun, akan tetapi kredit yang diberikan justru meningkat dan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi

Tribun-Papua.com/Taniya Sembiring
KINERJA PERBANKAN : Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Papua, Yosua Rinaldy (tengah) saat menggelar jumpa pers di Jayapura Rabu 26 Februari 2025. Dari evaluasi OJK, DPK Bank Umum Pada Tahun 2024 turun menjadi Rp65,3 triliun. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Taniya Sembiring

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut kinerja sektor perbankan untuk bank umum, tercatat Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami penurunan per Desember 2024.

Kepala Bagian Pengawasan LJK OJK Papua, Yosua Rinaldy mengungkapkan DPK itu tercatat menurun di Desember 2024 sebesar Rp67,71 triliun atau menjadi Rp65,3 triliun. Diakuinya dana ini dipengaruhi oleh penurunan terkait dana pemerintah daerah sehubungan dengan kebijakan pemerintah daerah di tahun 2024.

Baca juga: Kasus Dikembalikan ke Polda Papua, Investigasi Kodam Cenderawasih soal Teror Media Jubi Tak Serius

Walaupun DPK di tanah Papua menurun, akan tetapi kredit yang diberikan justru meningkat dan salah satu faktor yang mendukung pertumbuhan ekonomi di Papua itu sendiri dengan adanya Daerah Otonomi Baru (DOB).

"Di Desember 2023 kredit di bank umum sebesar Rp54,61 triliun, dan di Desember 2024 sebesar Rp57,80 triliun. Secara yoy pertumbuhan kredit sebesar 5,88 persen sehingga pertumbuhan ini sejalan dengan upaya perbankan di tanah Papua untuk membantu pertumbuhan ekonomi," kata Yosua dalam kegiatan bincang bareng media yang digelar di salah satu cafe di Jayapura, Rabu (26/2/2025). 

Baca juga: Dinkes Papua Gelar Webinar di Kanal Tribun-Papua.com Dorong Penerapan Posyandu ILP

Jika melihat dari NPL gross kata dia, terdapat resiko kredit di Papua untuk bank umum yang justru relatif terjaga. Hal ini karena pada Desember 2023 NPL sebesar 2,5 persen dan di Desember 2024 sebesar 2,37 persen atau turun 0,13 persen. "Jadi ini juga menunjukan upaya perbankan dalam rangka menurunkan resiko kredit di tanah Papua," ujarnya.

Dia mengungkapkan dengan pertumbuhan positif kredit baik itu resiko kreditnya, NPL yang menurun, kemudian kredit yang diberikan juga bertumbuh maka diharapkan posisi ini bisa dijaga momentumnya di tahun 2025 .

Baca juga: Polres Jayapura Siap Menuju WBBM 2025, Lakukan Inovasi Surat Kehilangan Online

Sementara untuk kinerja perbankan pada sektor Bank Syariah, DPK justru meningkat sebesar 1,61 persen, 

"Pada desember 2023 itu 1,4 T, meningkat menjadi 1,43 T di Desember 2024.Jadi BPK meningkat, dan pembiayaan juga meningkat signifikan sehingga bisa dilihat pembiayaan pada Desember 2023 sebesar 827 miliar, meningkat menjadi 953 miliar, atau 15,28 persen," ungkapnya 

Baca juga: Jadi Pemenang Pilkada, Yunus Wonda-Haris Yockhu Siap Jalankan Visi Misi Bangun Kabupaten Jayapura

Kemudian untuk BPR pada Desember 2023 ke Desember 2024 mengalami penurunan menjadi 23,6 persen dari Rp1,31 triliun menjadi Rp997,8 miliar.

Tercatat kredit yang diberikan juga menurun dari Rp2,2 triliun menjadi Rp12 triliun kemudian NPL gross kinerja juga sangat signifikan membaik dari 15,53 persen di Desember 2023, menjadi 2,08 persen di Desember 2024.

Baca juga: Holtekamp Jayapura Jadi Inspirasi, Ratusan Kepala Kampung Puncak Jaya Belajar Tata Kelola Desa

Dia mengaku penurunan itu salah satunya dipengaruhi oleh, penutupan salah satu kantor BPR di Manokwari sehingga dengan kondisi ini mempengaruhi penurunan fotopolio BPR di tanah Papua termasuk NPL gross juga membaik.

Kemudian untuk perkembangan industri kinerja keuangan sektor pasar modal, tercatat jumlah kepemilikan saham meningkat dari tahun ke tahun. Pada Desember 2023 tercatat Rp1,07 triliun meningkat di Desember 2024 menjadi Rp1,17 triliun atau sekitar Rp100 miliar meningkatnya (7,99 persen).

Baca juga: Masyarakat Kampung Holtekamp Dukung Program MBG Presiden Prabowo, Sekkam: Kami Siap Sukseskan!

Hal ini menunjukan inklusi di pasar modal mulai ada peningkatan, mulai dari iverstor dan juga dari jumlah kepemilikan meningkat.

"Dari jumlah kepemilikan saham itu nominalnya jumlah orangnya juga meningkat dari 2023 itu ada 81.839, yang mana secara yoy meningkat 25, 67 persen.

Jadi ini meningkat jumlah investornya, maupun kepemilikan saham secara nominal meningkat dan sepertinya juga tingkat keatifan juga semakin tinggi karena jumlah transaksi meningkat," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved