Aksi Massa di Timika
Ini 7 Tuntutan Tim Peduli Pelayanan Penerbangan Subsidi Kabupaten Mimika Saat Geruduk Kantor Dishub
Kedatangan masa dari empat distrik wilayah pegunungan Mimika ini dalam meminta agar akses penerbangan perintis disubsidi pemerintah segera dibuka.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUN-PAPUA.COM, MIMIKA - Sekelompok massa tergabung dalam Tim Peduli Pelayanan Penerbangan Subsidi Kabupaten Mimika menggeruduk kantor Dinas Perhubungan Mimika, di Jalan Baru Mimika, Papua Tengah, Selasa (29/4/2025).
Kedatangan masa dari empat distrik wilayah pegunungan Mimika ini dalam meminta agar akses penerbangan perintis disubsidi pemerintah segera dibuka.
Adapun isi tuntutan Tim Peduli Pelayanan Penerbangan Subsidi Kabupaten Mimika antara lain:
1. Pemda Mimika stop melakukan stigma zona merah di empat distrik yakni, Tembagapura, Alama, Hoya, Jila.
2. Pemerintah segera membuka akses penerbangan perintis subsidi begitupun pelayanan kargo ke lapangan terbang Jila, Tsinga, Arwanop, Alama dan lainnya.
Baca juga: Massa Ancam Tutup Kantor Dinas Perhubungan dan UPBU Mimika Bila Penerbangan Tidak Dibuka
3. Pemda Mimika melalui Dishub segera membuka akses pelayanan subsidi.
4. Pemda Mimika diminta segera selesaikan bandara dalam proses pembangunan di Hoya dan Alama serta verifikasi lapangan terbang yang sudah dibangun.
5. Pemda Mimika diminta segera berikan subsidi penerbangan berupa helikopter di pedalaman yang masih tahap pembangunan lapangan terbang.
6. Pemda Mimika diminta kerja sama jangka panjang untuk melihat kondisi masyarakat agar penerbangan subsidi tidak terhambat.
7. Pemda Mimika dan masyatakat empat distrik dengan tegas memberikan estimasi waktu satu bulan agar penerbangan dibuka kembali. Jika tidak maka mobilisasi massa melakukan demonstrasi.

Koordinator Aksi, Eli Dolame menegaskan bahwa, pelayanan penerbangan perintis harus segera dibuka mengingat masyarakat hidup dalam keterpurukan.
"Kami terisolasi mau ke kampung susah. Kami harus sewa tranportasi helikopter dengan biaya mahal baru bisa kesana karena tidak ada penerbangan perintis," kata Eli Dolame.
Ia meminta Dishub dan Pemda Mimika agar bertanggungjawab atas masalah ini karena sangat merugikan masyarakat.
"Kami jadi korban faktor keamanan dengan stigma mengeluarkan daerah ini menjadi zona merah sehingga tidak ada pesawat yang berani kesana," ungkapnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.