Info Nabire
HIV-AIDS di Nabire Tembus 10.494 Kasus, Hengky Wakei: KPA Harus Proaktif Lakukan Langkah Strategis
Kabupaten Nabire menjadi daerah dengan angka kasus HIV-AIDS tertinggi di Provinsi Papua Tengah.
Penulis: Calvin Louis Erari | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari
TRIBUN-PAPUA.COM, NABIRE - Kabupaten Nabire menjadi daerah dengan angka kasus HIV-AIDS tertinggi di Provinsi Papua Tengah.
Seperti yang disampaikan, Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Papua Tengah, Freny Anouw bahwa, jumlah penderita HIV-AIDS di Nabire sangatlah tinggi.
"Untuk angka kasus yang terkonfirmasi sudah mencapai 10.494," kata Freny.
Menurut Freny, jumlah tersebut belum termasuk bagi mereka yang belum melakukan pemeriksaan.
Baca juga: Kasus HIV-AIDS di Papua Tengah tembus 22.000, Wagub Deinas Geley: Perlu Ada Langkah Strategis
Menyikapi angka ini, Wakil Ketua III DPR Kabupaten Nabire, Hengky Wakei mengatakan, penyebab tingginya kasus HIV-AIDS di Nabire, bukan disebabkan dari tempat lokalisasi, belok kanan, di Samabusa, Distrik Teluk Kimi.
"Kenapa demikian, karena beberapa waktu lalu, kami DPR sudah melakukan hearing ke lokalisasi belok kanan, dan telah disampaikan oleh pengelolaannya bahwa, tempat tersebut memiliki manajemen yang jelas, dan pemeriksaan rutin terus dilakukan baik itu perminggu, maupun perbulannya, dan itu jelas," kata Hengky kepada Tribun-Papuatengah.com, Jumat, (16/5/2025).
Kemudian menurut Hengky, penyebab penyebaran virus ini terjadi dari orang-orang yang ditampung di luar dari kompleks belok kanan, seperti mereka di tampung di kos-kosan, home stay, kafe dan lain sebagainya.
"Di situ, manajemen mereka tidak jelas, karena beraktivitas diluar, dan akhirnya tidak terkontrol," katanya.
Sementara untuk menekan penyebaran kasus tersebut, Henky bilang, perlu adanya peran aktif daripada setia ketua RT maupun RW dalam melakukan pengecekan secara langsung terhadap status daripada setiap warga baru yang masuk di wilayah mereka.
Baca juga: Nabire Tertinggi Kasus HIV-AIDS di Provinsi Papua Tengah: Tembus 10.494 Penderita
"Setelah itu dilakukan, baru disampaikan kepada pemerintah, supaya ada langkah tegas untuk melakukan penertiban," tandasnya.
Lalu, perlu dilakukan langkah tegas terhadap pengelolaan kafe dan lain sebagainya, agar mereka juga, bisa menerapkan manajemen pemeriksaan kesehatan sama seperti di lokalisasi, karena angka yang ada saat ini, sangat memprihatinkan.
Selain itu, Hengki juga meminta agar KPA harus lebih proaktif.
"Terutama dalam melaksanakan sosialisasi kepada warga masyarakat serta, melakukan penertiban kepada mereka yang ada di kafe-kafe dan lain sebagainya, agar bisa terkontrol, dan Nabire dapat bebas dari kasus ini," pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/akil-Ketua-III-DPR-Kabupaten-Nabire-Hengky-Wa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.