ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Terikini

Kunjungan PBB ke Papua Ungkap Penderitaan Masyarakat Adat Akibat PSN

Selama kunjungannya ke Papua, Albert Barume bertemu langsung dengan berbagai perwakilan masyarakat adat yang terdampak.

Tribun-Papua.com/istimewa
MASYARAKAT ADAT PAPUA – Pertemuan antara masyarakat adat Papua dengan Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Hak-Hak Masyarakat Adat (UN Special Rapporteur On The Rights Of Indigenous Peoples), Albert K. Barume di Jayapura pada Juli 2025. Dalam kunjungan itu, Albert mendengar masukan dan kesaksikan dari para korban pelanggaran hak-hak masyarakat adat, kerusakan hutan dan perampasan wilayah adat yang berkedok Proyek Strategis Nasional (PSN). 

Hak-Hak Masyarakat Adat Diakui Hukum Internasional 

Pelapor Khusus PBB, Albert K. Barume, menegaskan bahwa dirinya telah mendengar langsung kasus perampasan tanah adat atas nama negara.

Seperti pelanggaran hak-hak masyarakat adat, diskriminasi, dan pembungkaman yang masif. 

Baca juga: All Eyes on Papua, Suku Awyu: Tanah adalah Rekening Abadi Kami

Ia menekankan bahwa hak masyarakat adat dalam hukum internasional setara dengan hak suatu bangsa.

Masyarakat adat Papua dan organisasi masyarakat sipil berharap kunjungan ini akan membuka mata dunia dan mendorong PBB mengambil sikap tegas terhadap tindakan pemerintah Indonesia.

PERTANIAN - Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo di lokasi persawahan Kampung Urumb, Merauke,.
PERTANIAN - Gubernur Papua Selatan, Apolo Safanpo di lokasi persawahan Kampung Urumb, Merauke,. (Tribun-Papua.com/Istimewa)

Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Rukka Sombolinggi meminta kepada semua warga dunia, terutama Indonesia untuk bisa melihat apa yang selama ini dihadapi oleh masyarakat adat Papua.

“Warga Indonesia berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Namun, untuk memperoleh itu, kita tidak boleh menghisap darah dan air mata, serta hak-hak saudara kita masyarakat adat di Papua,” tandasnya.

Dengan kehadiran utusan khusus PBB, masyarakat adat Papua dan berbagai organisasi masyarakat sipil berharap dunia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Papua, dan bagaimana perampasan wilayah adat dan perampasan hak-hak sipil terus terjadi dan semakin masif serta berharap PBB mengambil sikap yang tegas atas tindakan pemerintah Indonesia terhadap masyarakat adat di Papua. (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved