Ekonomi
Harga Bapok di Kota Jayapura Melonjak: Cabai Tembus Rp 140 ribu
Kenaikan harga bapok di Kota Jayapura terutama terjadi pada komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Menjelang pertengahan Juli 2025, harga sejumlah bahan pokok di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua, mengalami lonjakan cukup signifikan.
Kenaikan ini terutama terjadi pada komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat.
“Rata-rata harga bahan pokok sudah naik. Bawang merah yang sebelumnya Rp60.000 per kilogram sekarang naik menjadi Rp70.000. Bawang putih juga naik menjadi Rp55.000. Yang paling terdampak adalah cabai, dari harga Rp70.000 naik menjadi Rp140.000 per kilogram,” ujar Wahyu, seorang pedagang asal Makassar, saat ditemui Tribun-Papua.com di Pasar Youtefa, Rabu (17/7/2025).
Wahyu menjelaskan, kenaikan harga bahan pokok ini dipicu oleh tingginya biaya distribusi dari luar Papua, terutama dari Surabaya, serta keterbatasan pasokan bahan lokal dari Arso, Kabupaten Keerom.
Baca juga: Harga Bahan Pokok di Kota Jayapura: Pasar Otonom Lebih Mahal dibanding Pasar Youtefa
“Bawang merah dan bawang putih dikirim dari Surabaya. Ongkos kirim mahal, jadi otomatis harga ikut naik. Cabai dan tomat lokal juga terdampak karena di Arso sulit didapat, jadi harganya ikut naik,” ujarnya.
Selain bawang dan cabai, komoditas lain seperti telur dan sayur mayur juga mengalami lonjakan.
Saat ini, bawang putih dijual sekitar Rp50.000 per kilogram, sedangkan bawang merah, baik lokal maupun impor, berkisar Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram.
Telur ayam lokal pun mengalami fluktuasi, dengan harga antara Rp60.000 hingga Rp80.000 per rak, tergantung ukuran.
Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada komoditas impor.
Sayur mayur hasil petani lokal Jayapura juga ikut terdampak, meskipun lonjakannya tidak setajam bahan pangan dari luar Papua.
“Barang lokal sekarang murah, tapi ongkos jalan tetap mahal. Kadang seminggu baru laku. Beda dengan telur yang cepat habis,” keluh Wahyu.

Penurunan harga pada sebagian produk lokal disambut baik oleh konsumen, namun menjadi tantangan bagi pedagang kecil.
Baca juga: Harga Komoditas Melonjak di Pasar Youtefa Jayapura Akibat Ongkos Distribusi
“Kalau pembeli senang karena harga turun, tapi buat kami pedagang kecil ini bikin bingung. Harus ubah strategi lagi,” ujarnya.
Sementara itu, beberapa pedagang mengaku bahan makanan lokal seperti tomat, cabai, dan bawang merah lokal dibeli dari Pasar Otonom yang mendapat pasokan dari Arso.
Jika harga naik di sana, maka otomatis harga di Pasar Youtefa juga ikut terkerek.
“Kami biasa belanja jam 6 pagi di Pasar Otonom, lalu dijual di sini. Keuntungan per hari sekitar Rp5.000 saja, tapi kami tetap bersyukur. Persaingan di Pasar Youtefa sangat ketat,” tutur seorang pedagang lainnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.