ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PASAR YOUTEFA PAPUA

Harga Komoditas Melonjak di Pasar Youtefa Jayapura Akibat Ongkos Distribusi

Telur ayam lokal pun mengalami fluktuasi harga, dijual antara Rp60.000 hingga Rp80.000 per rak, tergantung ukuran.

Tribun-Papua.com/Yulianus Magai
HARGA KOMODITAS JAYAPURA : Seorang pedagang saat melayani salah satu pembeli di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua, Rabu (25/6/2025). Pedagang memastikan harga sejumlah komoditas di pasar itu mengalami kenaikan akibat ongkos pengiriman yang naik.  

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Menjelang akhir Juni 2025, harga sejumlah Bahan Pokok (Bapok) di Pasar Youtefa, Kota Jayapura, Papua, mengalami kenaikan cukup tajam. Kenaikan ini paling dirasakan pada komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan tomat.

“Rata-rata harga bahan pokok sudah naik. Bawang merah yang sebelumnya Rp50.000 per kilogram, sekarang naik jadi Rp60.000. Bawang putih juga naik jadi Rp55.000,” ujar Norma, seorang pedagang asal Makassar, saat ditemui Tribun-Papua.com di Pasar Youtefa, Rabu (25/6/2025).

Baca juga: DPRP Papua Pegunungan Bentuk Pansus Untuk Telusuri LHP BPK Terhadap Pemprov

Kenaikan harga bahan pokok dipicu oleh biaya distribusi dari luar Papua, terutama dari Surabaya, terutama pada bawang merah dan bawang putih. 

“Ongkos kirimnya mahal, jadi otomatis harga ikut naik. Cabai dan tomat lokal juga ikut terdampak,” ungkapnya.

Baca juga: BTM Umumkan Pemain-Pemain Baru Persipura

Selain bawang dan cabai, komoditas lain seperti telur dan sayur mayur juga mengalami lonjakan harga. Bawang putih saat ini dibanderol Rp50.000 per kilogram, sedangkan bawang merah, baik lokal maupun impor, mencapai Rp60.000 hingga Rp70.000 per kilogram.

Telur ayam lokal pun mengalami fluktuasi harga, dijual antara Rp60.000 hingga Rp80.000 per rak, tergantung ukuran.

Baca juga: Hasil SKD CPNS Papua Pegunungan Tuai Protes, Sekda: Formasi 80-20 Akan Ditinjau, Bukan Dibatalkan

Kenaikan harga ini tidak hanya terjadi pada komoditas dari luar Papua. Sayur mayur hasil petani lokal Jayapura pun ikut terdampak, meskipun lonjakannya tidak setajam barang-barang impor.

Wahyu, pedagang lainnya, mengeluhkan kondisi pasar yang kian menantang.

“Barang lokal sekarang murah, tapi ongkos jalan tetap mahal. Kadang seminggu baru laku. Beda dengan telur yang cepat habis,” katanya.

Baca juga: Wakil Bupati Roi Palunga Tinjau Asrama Mahasiswa Yapen di Manokwari

Penurunan harga pada produk lokal, di satu sisi disambut baik oleh konsumen, namun menjadi tantangan bagi para pedagang kecil.

“Kalau pembeli senang karena harga turun. Tapi buat kami pedagang kecil, ini bikin bingung. Harus ubah strategi lagi,” tambahnya.

Baca juga: Razia Narkoba di Bandara Sentani Jayapura, Pilot dan Awak Pesawat Diperiksa

Sementara itu, beberapa pedagang mengaku bahan makanan lokal seperti tomat, cabai, dan bawang merah lokal dibeli dari pedagang di Pasar Otonom yang berasal dari Arso. Jika harga naik di sana, otomatis harga di Pasar Youtefa juga ikut terkerek.

“Kami biasa belanja jam 6 pagi di Pasar Otonom, lalu dijual di sini. Keuntungan per hari sekitar Rp5.000 saja, tapi kami tetap bersyukur. Persaingan di Pasar Youtefa sangat ketat,” tutur seorang pedagang lainnya.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved