Info Jayapura
Warga Perbatasan Papua Nugini Ikuti Pelatihan Barista di Koya Kota Jayapura
Untuk mendukung peserta, pemerintah memberikan bantuan mesin kopi, dan alat pendukung pembuatan kopi seperti gelas, bubuk kopi, dan lainnya.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Provinsi Papua menggelar pembinaan dan pengembangan potensi pelatihan barista bagi masyarakat di kawasan perbatasan.
Pelatihan digelar di Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Papua pada Senin (21/7/2025).
Dalam kegiatan ini turut hadir Konsul Jendral PNG di Jayapura Geoffrey Wiri, Pelaksana Harian (Plh). Kepala Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Provinsi Papua Dolfinus Kareth, dan peserta pelatihan.
Pelatihan barista itu diikuti oleh 15 orang peserta dari kampung Wutung Papua Nugini (PNG), warga Kampung Skow Sai, jemaat Gereja Tehupa dan jemaat Gereja Irene di perbatasan RI-PNG.
Baca juga: Gelar Kompetisi Membuat Kopi, Polres Jayapura Ingin Bangkitkan Ekonomi Kreatif Lewat Barista Muda
Para peserta akan dilatih oleh barista di Cafe Katita Space Koya Tengah dan Pelatih Kopi bernama Barista Muhammad Amin Rais Wanggai, Bank Papua Koya Barat, dan Dosen Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Cenderawasih (Uncen).
Konsul Jendral PNG di Jayapura Geoffrey Wiri dalam sambutannya mengatakan hubungan bilateral antara Papua, Indonesia dan PNG lewat kegiatan ini menjadi landasan kuat hubungan kedua negara itu.
"Kita punya kerja sama di bidang ekonomi lebih khusus untuk kedua Provinsi Pasifik dan Provinis Papua dengan program-program seperti ini guna untuk mewujudkan program utama kami," katanya.
Geoffrey menyebut pihaknya akan melakukan rapat untuk mempersiapkan join troid produck Papua dan Papua New Guinea, sehingga masyarakat yang ada di sekitaran perbatasan bisa ikut terlibat.
Plh. Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Provinsi Papua, Dolfinus Kareth mengatakan, perbatasan merupakan wajah negara karena itu masyarakat di sepanjang perbatasan harus berkembang.
Bagi Dolfinus, kopi menjadi komoditas yang mendunia, karena itu pemerintah memberikan dukungan terhadp pelaksanaan pembinaan bagi warga di perbatasan.
Untuk mendukung peserta, pihaknya memberikan bantuan mesin kopi, dan alat pendukung pembuatan kopi seperti gelas, bubuk kopi, dan lainnya.
• Barista Muda, Ersel Yaung Ajak Pemuda Grime Kembangkan Usaha Kopi di Jayapura Papua
"Untuk pelatihan kopi ini yang pertama dilakukan tetapi kegiatan lain lewat sektor perkebunan bekerja sama dengan Balai Tenaga Kerja Provinsi Papua, Dinas Peternakan, sudah berlangsung khusus untuk masyarakat perbatasan RI-PNG," ujarnya.
"Harapan kami hubungan bilateral lewat ekonomi mempererat dua negara."
Ellanis salah satu peserta dari Kampung Wutung PNG mengatakan, baru pertama kali mengikuti pelatihan kopi. Menurut dia, ini menjadi kesempatan agar bisa belajar dan membuka usaha kopi.
Selain itu, Ellanis juga akan kembali ke kampungnya supaya bisa mengajar rekan-rekannya di Wutung.
"Saya juga akan membagi ilmu yang kami dapat disini ke teman-teman di kampung saya untuk mengembangkan diri mereka," katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/TA-Foto-bersama-peserta-pelatihan-Bad.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.