Hukum & Kriminal

GEMPAR! Tambang Ilegal di Papua jadi Sasaran Edar Sabu, Barter Emas dengan Narkoba Kerap Terjadi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi narkoba jenis sabu. (SHUTTERSTOCK/busliq)

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tambang emas ilegal di wilayah pegunungan Papua jadi sasaran empuk bagi pengedar narkoba meraup keuntungan.

Sebaliknya, para penambang dan warga setempat jadi ketergantungan akan barang terlarang tersebut.

Fakta ini diungkap Direktur Reserse Narkoba Polda Papua, Kombes Alfian di Jayapura, Kamis (4/8/2022).

Peredaran Sabu di pegunungan Provinsi Papua rupanya umumnya menggunakan jasa ekspedisi.

Baca juga: Kompol CB jadi Tersangka Kasus Narkoba di Sorong, 12 Polisi Terseret, Irjen Daniel Silitonga: Copot!

Harga jualnya sangat tinggi. Namun, ketergantungan membuat para pekerja terkhusus penambang ilegal yang punya penghasilan cukup tinggi membeli Sabu.

Jasa ekspedisi biasanya digunakan para pengedar untuk mengirim sabu masuk ke Papua.

"Narkotika ini masuk ke Papua dari Jakarta, Surabaya dan Makassar. Mereka biasa kirim pakai jasa pengiriman dan kargo kapal," ujar Alfian di Jayapura, Kamis (4/8/2022).

Umumnya pengiriman narkotika di Papua masuk melalui Jayapura dan Mimika, setelah itu baru tersebar ke kabupaten lain.

Kemudian, untuk sampai ke wilayah pegunungan, para pengedar hanya memiliki opsi pengiriman dengan jasa ekspedisi penerbangan karena belum tersedia akses transportasi darat.

Mengenai jumlah pengguna, Alfian belum bisa memastikannya.

Hanya ia meyakini cukup banyak pengguna sabu di pegunungan.

"Ini cepat sekali menyebarnya, pengaruh lingkungan sangat menentukan, lalu karena (sabu) barangnya kecil mudah dibawa dan mereka iuran untuk beli, sampai anak remaja sekarang sudah pakai," kata dia.

Tambang ilegal

Alfian menyebut beberapa profesi yang biasa menjadi konsumen sabu, seperti para sopir dan penambang ilegal.

Namun, menurutnya, konsumen terbesar sabu di pegunungan Papua adalah para penambang ilegal karena mereka memiliki kemampuan membeli cukup tinggi.

Halaman
12

Berita Terkini