KKB Papua

Dave Laksono: KKB Wajib Dilumat, Mereka Tak Peduli HAM

Editor: Roy Ratumakin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar, Dave Laksono mengatakan, kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua harus diberantas. Apalagi, baru-baru ini KKB menyerang TNI yang sedang melakukan operasi pencarian pilot Susi Air, Philip Marks Methrtens.

TRIBUN-PAPUA.COM – pasca-kontak tembak TNI dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Sabtu (15/4/2023) yang mengakibatkan satu prajurit tewas, anggota Komisi I DPR Fraksi Golkar Dave Laksono angkat bicara.

Menurut Dave, KKB di Papua harus diberantas. Apalagi, baru-baru ini KKB menyerang TNI yang sedang melakukan operasi pencarian pilot Susi Air, Philip Marks Methrtens.

"Sejak awal saya katakan, TNI harus bertindak tegas memberantas teroris ini. Mereka jelas-jelas pemberontak yang wajib dilumatkan dari bumi pertiwi," kata Dave saat dimintai konfirmasi, Senin (17/4/2023).

Baca juga: 6 Anggota TNI Tewas Saat Kontak Tembak dengan KKB di Nduga Papua, Yan Mandenas Ikut Berduka

Dave menjelaskan, KKB tidak pernah peduli dengan hak asasi manusia (HAM) yang mereka langgar selama ini. Bahkan, kata dia, KKB malah kerap menggunakan isu HAM demi gerakan separatis mereka.

"Mereka tidak pernah peduli dengan HAM siapapun, dan selalu menggunakan isu-isu tersebut untuk kepentingan separatis," tuturnya.

 

 

Sementara itu, Dave juga mendorong agar pihak-pihak yang membantu KKB selama ini turut diburu.

Menurut Dave, para penyokong KKB ini juga merupakan pelaku pelanggaran HAM berat.

"Dan juga semua pihak yang telah menyokong kegiatan mereka, juga wajib untuk kita kejar dan proses. Karena mereka juga pelanggar HAM berat," imbuh Dave.

 

Kronologi Pratu Arifin gugur ditembaki KKB

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono memaparkan kronologi soal peristiwa prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna yang diserang KKB saat operasi pencarian pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37).

Adapun penyerangan tersebut terjadi di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023) sore.

Baca juga: Soal Penyerangan KKB di Nduga, Yan Mandenas: Tangani Konflik Papua dari Tingkat Grassroots

Akibat penyerangan itu, satu prajurit Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Pratu Miftahul Arifin, gugur.

Julius mengatakan, peristiwa penyerangan itu terjadi ketika Satgas Yonif Raider 321 sedang mendekati posisi penyandera Philips.

“Dari Satgas (Yonif Raider 321) mencoba menyisir mendekati posisi dari para penyandera (KKB), kemudian ada serangan dari mereka (kelompok kriminal bersenjata),” kata Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).

Akibat penyerangan tersebut, Pratu Miftahul Arifin terjatuh ke jurang dengan kedalaman 15 meter.

Setelah itu, lanjut Julius, terjadi serangan lanjutan dari KKB terhadap Satgas Yonif Raider 321.

“Ketika (prajurit) mencoba untuk menolong (Pratu Miftahul), (mereka) mendapatkan serangan ulang,” ujar Julius.

Baca juga: TNI Tegaskan Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Terus Berlanjut: Perintah Panglima Jelas, Jangan Ragu

Julius membantah kabar yang menyebutkann ada enam prajurit yang gugur akibat penyerangan susulan itu.

Dia mengatakan, kondisi prajurit lain yang mendapatkan serangan susulan itu masih didalami.

“Kondisi lainnya masih dalam tahap pendalaman,” tutur Julius.

“Untuk jumlah korban nanti akan kami data ulang, dan kami sampaikan,” kata Julius.

Terpisah, Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel (Kav) Herman Taryaman mengatakan, penyerangan tersebut terjadi pada Sabtu, sekira pukul 16.30 WIT.

“Kejadian penyerangan oleh gerombolan KST (kelompok separatis teroris) terhadap prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas di wilayah Kabupaten Nduga dalam rangka pencarian pilot Susi Air,” kata Herman saat dihubungi, Minggu. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul - Prajurit TNI Gugur Saat Cari Pilot Susi Air, Komisi I: KKB Wajib Dilumat, Mereka Tak Peduli HAM

Berita Terkini