Piala Eropa 2024

Southgate Ingin Dicintai Lagi, 'Football Is Coming Home'

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelatih Inggris Gareth Southgate merayakan keberhasilan timnya melaju ke final Piala Eropa 2024 seusai mengalahkan Belanda, 2-1, pada laga semifinal di Dortmund, Kamis (11/7/2024) dini hari WIB. AFP/ODD ANDERSEN

TRIBUN-PAPUA.COM - Inggris melaju ke partai final  Piala Eropa 2024.

Kemenangan atas Belanda dengan skor 2-1 pada Kamis (11/7/2024) dini hari WIB, di Stadion BVB Dortmund, Jerman, membawa Inggris ke final kedua beruntun Euro.

Skuad 'Tiga Singa' asuhan Gareth Southgate akan menantang Spanyol untuk merebut trofi pertama kontinental.

Singkatnya, Inggris ingin menebus kekalahan adu penalti dari Italia dalam final Piala Eropa 2020 di Wembley, London.

Pelatih Inggris Gareth Southgate berharap keberhasilan mencapai final untuk kedua kali secara berurutan menghidupkan lagi hubungan cinta dengan pendukung dan penggemar.

Pawang 'Tiga Singa' Inggris sejak 2016 ini pernah begitu diidolakan oleh publik.

Southgate menjadi pelatih tersukses setelah Alf Ramsey karena mampu membawa Inggris setidaknya ke perempat final turnamen kontinental dan sejagat.

Baca juga: Rekor Piala Eropa Pecah, Gelandang Spanyol Lamine Yamal Pencetak Gol Termuda

Ramsey membawa Inggris merebut satu-satunya trofi Piala Dunia pada 1966.

Inggris mencapai semifinal Piala Dunia Rusia 2018, final Piala Eropa 2020, perempat final Piala Dunia Qatar 2022, dan final Piala Eropa Jerman 2024.

Namun, sebelum mencapai partai puncak di Berlin, layar televisi yang menampilkan Southgate menjadi sasaran pelemparan gelas plastik bir oleh penggemar dan pendukung yang memadati bar-bar di Jerman.

Hasil Belanda vs Inggris di BVB Stadion Dortmund, Jerman, pada Rabu (10/7/2024) atau Kamis (11/7/2024) dini hari baru bisa dipisahkan oleh gol larut Ollie Watkins.(AFP/KENZO TRIBOUILLARD) (Kompas.com)

Mereka tidak puas dengan penampilan Harry Kane dan kawan-kawan meskipun terus melaju, bahkan kembali ke final.

Southgate juga menjadi sasaran kritik media massa dan barisan pundit sepak bola Inggris yang memang pedas dan kecut.

Mantan pelatih Inggris U-21 ini dinilai berpendekatan hati-hati dan pragmatis sehingga penampilan ”Tiga Singa” kurang menarik.

Padahal, di fase gugur, Inggris telah memperlihatkan ketahanan dan mental ala juara dengan menang atas Slowakia dengan perpanjangan waktu dan menghentikan Swiss dalam adu penalti.

Namun, di semifinal melawan Belanda, Inggris tampil lebih terbuka dan menyerang sehingga mendominasi laga yang berakhir dengan kemenangan.

Halaman
123

Berita Terkini