ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Barat Terkni

Kementerian Kesehatan Diminta Turun ke Papua Barat, Kasus Penyakit Kusta Merebak

Penyakit menular yang disebabkan bakteri mycobacterium leprae ini sangat memerlukan penanganan komprehensif.

Dok YASA
ILUSTRASI - Pelayanan yang dilakukan oleh YASA terhadap penderita Kusta di Kabupaten Asmat, Papua, Senin (14/6/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Provinsi Papua Barat dilanda kasus penyakit kusta. Pemerintah setempat dilaporkan kesulitan menangani hal ini.

Kusta di wilayah ini menjadi persoalan serius. 

Hingga tahun 2024, tercatat 796 orang penderita tersebar di enam kabupaten, dengan prevalensi kasus mencapai 13,76 per 10 ribu penduduk. 

Penyakit menular yang disebabkan bakteri mycobacterium leprae ini sangat memerlukan penanganan komprehensif.

Ketua Komite III DPD Republik Indonesia Filep Wamafma meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) membentuk tim investigasi untuk penanganan kasus tersebut di Provinsi Papua Barat.

Hal ini dinilai penting untuk mengidentifikasi akar permasalahan, ketersediaan fasilitas kesehatan, akses obat, sekaligus memperoleh data sebaran kasus yang akurat dan tingkat penularan.

Baca juga: Penderita Penyakit Kusta di Kabupaten Jayapura Papua Masih Cukup Tinggi

"Pada Selasa (16/9) saya akan ketemu Menteri Kesehatan untuk bentuk tim investigasi kusta di Papua Barat," kata Filep di Manokwari, Minggu (14/9/2025).

Berdasarkan laporan yang diterima, sejumlah puskesmas di wilayah Papua Barat mengalami kesulitan dalam penanganan penyakit kusta, karena keterbatasan pasokan obat.

Kondisi itu, menurutnya, tidak boleh dibiarkan berlarut-larut karena akan mempercepat penularan dan menambah jumlah penderita baru, sehingga memerlukan adanya intervensi dari pemerintah pusat.

"Saya terima laporan dari puskesmas, tidak ada obat kusta. Petugas medis kesulitan. Kasusnya terus menyebar, maka perlu penanganan serius," ujar Filep.

Ia menambahkan, penularan kusta sangat rentan terjadi di dalam lingkungan keluarga yang berada satu rumah dengan penderita, terutama jika tidak mendapatkan pengobatan secara rutin.

Pemerintah, kata dia, semestinya memperhatikan aspek pencegahan berbasis keluarga, memastikan ketersediaan obat, meningkatkan pelayanan medis, dan menggencarkan edukasi kesehatan.

"Kalau satu rumah terdapat penderita kusta, maka risiko penularan ke anggota keluarga lainnya sangat cepat," ucapnya.

Data Kasus Kusta di Papua Barat

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Papua Barat, dr Nurmawati, menyebut penyakit kusta dipengaruhi penularan bakteri mycobacterium leprae.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved