Aksi Massa di Jayapura
Mahasiswa Papua Gelar Mimbar Bebas di Jayapura, Desak Jakarta Sahkan RUU Masyarakat Adat
Aksi tersebut menjadi bentuk protes dan seruan agar negara segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Solidaritas Mahasiswa Papua menggelar aksi mimbar bebas di bundaran Abepura, Kota Jayapura, Papua, Senin (22/9/2025).
Aksi tersebut menjadi bentuk protes dan seruan agar negara segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Masyarakat Adat.
Dalam kegiatan itu, para mahasiswa membawa sejumlah poster dengan tulisan tegas.
Di antaranya, “Segera Sahkan RUU Masyarakat Adat”, “Tanah Papua is Not For Sale”, “Tolak PSN”, dan “Masyarakat Adat Tidak Butuh PSN, Segera Hentikan”.
Poster-poster tersebut menjadi simbol perlawanan terhadap berbagai kebijakan yang dinilai mengancam hak-hak masyarakat adat di Papua.
Baca juga: Masyarakat Adat Tolak Wacana Pembangunan 52 Kantor OPD Papua Pegunungan di Wasalma Jayawijaya
Koordinator lapangan, Kamus Bayage, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantarkan surat pemberitahuan kepada Polresta Jayapura Kota terkait aksi mimbar bebas yang mereka lakukan.
Ia menegaskan, mahasiswa Papua tidak tinggal diam atas pelanggaran hak-hak masyarakat adat yang kerap terjadi.
“Kami melihat adanya pelanggaran HAM berat dari perampasan lahan, hutan, dan tanah adat di atas tanah Papua."
"Ini menjadi ancaman serius bagi masyarakat adat di berbagai wilayah, seperti Sorong dan Merauke, yang kehilangan tanah serta hutan adat sebagai sumber kehidupan,” ujar Kamus Bayage dalam orasi.
Selain itu, Kamus mengatakan konflik politik dan keamanan yang terus berlangsung di Papua.
Menurutnya, kontak senjata yang tidak kunjung berhenti menyebabkan puluhan ribu warga sipil terpaksa mengungsi.
Bahkan, sebagian di antaranya meninggal dunia dalam kondisi memprihatinkan di hutan belantara.
“Situasi ini bukan hanya soal tanah, tetapi juga soal keberlangsungan hidup orang Papua. Sumber daya alam kita dikeruk, manusia Papua pun ikut menjadi korban."
"Karena itu, kami mengajak seluruh mahasiswa Papua, rakyat Papua, serta jurnalis Papua untuk turut berpartisipasi dan bersuara dalam aksi mimbar bebas ini,” tegasnya.
Baca juga: Suara Perempuan Papua: Tanpa Militer, Kami Sudah Hidup Damai Sejak Dulu
Aksi tersebut berlangsung damai, dengan mahasiswa secara bergantian menyampaikan orasi.
Mereka juga menyerukan persatuan rakyat Papua dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat agar tetap terlindungi dan tidak tergerus oleh kebijakan pembangunan nasional yang dianggap tidak berpihak.
“Kami menyerukan persatuan rakyat Papua dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat, agar tetap terlindungi dan tidak tergerus oleh kebijakan pembangunan nasional yang selama ini kami nilai tidak berpihak,” pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.