Ekonomi
Harga Bawang di Kota Jayapura Jelang Natal: Pasar Youtefa Terpantau Stabil
bawang merah dan bawang putih yang dijual di Pasar Youtefa umumnya dikirim dari Surabaya.
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Magai
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Harga bawang merah dan bawang putih di Pasar Youtefa, Abepura, Kota Jayapura, Papua, awal November 2025 terpantau stabil.
Kondisi ini membawa angin segar bagi masyarakat dan pedagang di tengah situasi ekonomi yang masih belum menentu.
Pantauan Tribun-Papua.com, Rabu (5/11/2025), harga bawang merah dijual sekitar Rp60.000 per kilogram, sementara bawang putih berkisar antara Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Adapun tomat dijual seharga Rp10.000 per kilogram.
Pedagang bawang merah, Irma, mengatakan harga tersebut relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, di mana harga sempat melonjak akibat keterlambatan distribusi dari luar daerah.
Baca juga: Harga Beras di Pasar Youtefa Jayapura Melambung, Pemerintah Diminta Turun Lapangan
“Bulan lalu sempat naik, tapi sekarang sudah normal lagi, jadi harga bisa turun ke posisi semula,” ujarnya kepada Tribun Papua.
Ia mengungkapkan, bawang merah dan bawang putih yang dijual di Pasar Youtefa umumnya dikirim dari Surabaya.
Pasokan rutin dari daerah itu sangat memengaruhi kestabilan harga di Papua.
“Kalau kapal dari Surabaya jalan lancar, kami di sini aman. Tapi kalau pengiriman tersendat, harga langsung naik karena stok cepat habis,” tambahnya.
Pedagang bawang putih menyampaikan hal serupa.
Ia menuturkan bahwa harga bawang putih sejak Oktober hingga awal November masih stabil di kisaran Rp50.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
“Harga bawang putih belum berubah banyak. Barang dari Surabaya datang tiap minggu, jadi stok cukup. Pembeli juga mulai ramai lagi,” katanya
Sementara itu, Ajo, pedagang asal Buton yang menjual cabai dan tomat di Pasar Youtefa, menuturkan bahwa mereka mengambil pasokan sayur-mayur dari Arso, Kabupaten Keerom.
Menurutnya, harga di Jayapura sangat bergantung pada kondisi pasar di daerah pemasok tersebut.
“Kami ambil dari Arso. Kalau di sana harga naik, di sini otomatis ikut naik. Apalagi bahan bakar sekarang juga mahal, jadi biaya angkut bertambah,” kata Ajo.
Ia juga mengeluhkan ketatnya persaingan antar pedagang di Pasar Youtefa, terutama untuk komoditas yang sama.
Baca juga: Harga Bahan Pokok di Kota Jayapura: Pasar Otonom Lebih Mahal dibanding Pasar Youtefa
“Sekarang persaingan luar biasa. Banyak pedagang baru yang masuk, jadi pembeli terbagi-bagi. Kami harus sabar dan kerja lebih keras untuk dapat pembeli,” katanya, sambil menata cabai dan tomat di lapaknya.
Para pedagang berharap pemerintah daerah dapat membantu menjaga kelancaran distribusi bahan pokok dari Surabaya dan wilayah sekitarnya.
Mereka menilai, stabilitas harga tidak hanya bergantung pada pasar, tetapi juga pada sistem logistik yang baik.
“Kami harap kapal jangan terlambat, dan pemerintah bisa bantu jaga jalur distribusi tetap lancar. Kalau itu dijaga, harga di Papua bisa lebih stabil dan masyarakat tidak kesulitan,” pungkasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/sal-Buton-yang-menjual-cabai-dan-tomat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.