ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Usaha Kafe di Wamena

Amrta Caffe Hadirkan Kopi Rasa Hotel Bintang Lima di Pinggir Jalan, Bermimpi Punya Cafe Besar

Meski hanya berada di pinggir jalan perempatan Pangkalan Patah Hati, depan Jalan Jenderal Sudirman, kafe ini

Tribun-Papua.com/Noel Iman Untung Wenda
CAFFE JALANAN - Pemilik Amrta Caffe, Steventinus Kogoya saat hendak menyajikan kopi di stan cafenya yang berada di perempatan pangkalan Patah Hati depan Jalan Jendral Sudirman, Wamena, Senin, (15/09/2025). Ia menyediakan berbagai menu kopi mulai dari tubruk, tubruk susu, americano black, americano milk, kopsuren, cappuccino, macchiato Tiom, hingga hot chocolate, chocolate ice, dan mocktail, dengan harga antara Rp15 ribu - Rp30 ribu. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com,Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, WAMENA – Di tengah kesibukan Kota Wamena, sebuah kafe sederhana bernama Amrta Caffe (Kafe) menghadirkan sensasi berbeda. 

Meski hanya berada di pinggir jalan perempatan Pangkalan Patah Hati, depan Jalan Jenderal Sudirman, kafe ini menyajikan minuman berkelas hotel bintang lima dengan harga yang terjangkau.

Baca juga: Disdik Jayawijaya Deteksi Pihak Luar Sekolah Provokasi Pelajar Untuk Tawuran

Berbagai menu kopi khas tersedia, mulai dari tubruk, tubruk susu, americano black, americano milk, kopsuren, cappuccino, macchiato Tiom, hingga hot chocolate, chocolate ice, dan mocktail. Semua minuman ini dibanderol dengan harga antara Rp15.000 hingga Rp30.000 saja.

“Menu yang biasanya hanya ada di hotel berbintang, saya bawa ke jalan agar masyarakat juga bisa menikmati seperti mocktail. Semua kopi yang saya sajikan adalah kopi asli Tiom, Kabupaten Lanny Jaya, dengan cita rasa arabika dari ketinggian 2.300 mdpl,” ujar pemilik Amrta Caffe, Steventinus Kogoya di Wamena, Senin, (15/09/2025).

Baca juga: Polisi Tangkap Penadah Motor Curian di Kota Jayapura, 7 Unit Motor Disita

Amrta Caffe buka setiap Senin hingga Sabtu dan ramai dikunjungi masyarakat umum, baik pelajar, hingga pekerja kantoran. Dalam sehari, kafe ini bisa menghasilkan pendapatan Rp. 500 ribu jika ramai, saat sepi hanya berkisar Rp.200 ribu perhari. Usaha mandiri ini baru berjalan empat bulan dan belum mendapat dukungan dari pemerintah.

Usaha ini tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga Steventinus, tetapi juga sebagai upaya memperkenalkan cita rasa kopi lokal Papua kepada masyarakat luas.

Baca juga: Polres Lanny Jaya Bagikan Bansos Jelang HUT Lalu Lintas Bhayangkara

“Kopi kita jauh lebih enak daripada kopi saset di toko. Selain itu, saya ingin memotivasi anak-anak Papua agar berani berwirausaha dari hasil kebun mereka di Papua Pegunungan,” tambahnya.

Sarjana Ilmu Komunikasi lulusan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura itu juga mengungkapkan cita-citanya memiliki kedai kopi yang lebih besar dan lengkap. 

Baca juga: DPRK Biak Numfor Upayakan Pemenuhan Air Bersih Untuk Pasar Korem

Ia termotivasi oleh rekannya, Moses Yigibalom, pemilik Kopi Lanny Mendek yang telah memiliki merek sendiri.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved