ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

5 Fakta di Balik Kontak Senjata TNI di Nduga, Kelompok Separatis Terluka dan Ratusan Amunisi Disita

Konflik bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, masih terus terjadi. Terakhir Selasa (23/7/2019).

(Dok Pendam XVII/Cenderawasih)
Ratusan amunisi caliber 5,56 mm dan 7,62 mm yang berhasil di sita oleh pasukan TNI dari pasukan OPM pimpinan Agianus Kogoya, ketika terjadi kontak senjata di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua, Selasa (23/07/2019) 

TRIBUNPAPUA.COM - Konflik bersenjata di Kabupaten Nduga, Papua, masih terus terjadi. Terakhir Selasa (23/7/2019).

Pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) berhasil menguasai markas Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Mugi.

Dalam konflik itu, pasukan TNI berhasil mengamankan 1 pucuk standar militer kaliber 9 mm, 3 buah HT, 1 buah GPS, 3 buah magazen serta ratusan amunisi kaliber 5,66 mm dan 7,62 mm.

Selain mengamankan beberapa barang bukti, pasukan TNI berhasil memukul mundur dan salah satu kelompok seperatis ada yang terluka.

Berikut fakta lengkapnya:

OPM Pimpinan Egianus Kogoya Terus Berulah di Nduga, TNI Yakini Ada Pemasok Senjata untuk Mereka

1. Kronologi kejadian

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf M Aidi mengungkapkan, kontak senjata itu terjadi ketika kelompok KSB melakukan serangan gangguan tembakan terhadap Pos TNI yang berkedudukan di Distrik Mugi Kabupaten Nduga.

Di mana kontak sejata itu, kata dia, terjadi sekitar pukul 05.40 WIT, cuaca masih gelap dan berkabut akibat hujan gerimis.

Tiba-tiba dari arah yang tidak terduga muncul serangan mendadak yang dilakukan oleh KSB diperkirakan berkekuatan antara 15-20 orang, teridentifikasi dari kelompok Egianus Kogoya.

Kapendam 17 Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi.
Kapendam 17 Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi. ((Kompas.com/handout))

"Namun, karena pasukan dalam keadaan siaga, maka dilaksanakan perlawanan balas tembakan sehingga KSB melarikan diri secara berpencar. Pasukan TNI dibagi dua kekuatan sebagian mengamankan pos, sedangkan satu tim kekuatan 10 orang melaksanakan pengejaran," kata Aidi, Rabu (24/7/2019) pagi.

Terjadi Kontak Senjata Pagi Buta dan Berkabut di Nduga, TNI Temukan Ceceran Darah dari Pihak KSB

2. TNI sebut ada kelompok separatis terluka

Dari hasil pengejaran, ungkap Aidi, ditemukan banyak jejak yang mengarah ke berbagai arah, namun ada satu jejak yang cukup besar yang mengarah ke suatu tempat sehingga dilaksanakan penjejakan atau menelusuri jejak tersebut.

"Ternyata jejak tersebut mengarah ke sebuah honai dengan jarak sekitar 2,5-3 km dari kedudukan pos TNI. Saat pasukan TNI berusaha mendekati honai tersebut, tiba-tiba sekitar 5 orang KSB berhamburan keluar dan melarikan diri ke arah semak belukar di belakang honai yang ternyata merupakan jurang dan tertutup semak belukar yang rimbun," ujar dia.

Aidi menambahkan, pasukan juga melihat di luar honai ditemukan ceceran darah cukup banyak mengarah ke jurang.

"Belum dapat dipastikan apakah ada korban jiwa dari KSB karena tidak ditemukan mayatnya. Pengejaran tidak dilanjutlan karena faktor keamanan," ujar dia.

Kapendam Pastikan Ceceran Darah Akibat Kontak Senjata di Nduga Berasal dari KSB, Seluruh TNI Selamat

3. Pasukan TNI amankan senjata dan ratusan amunisi

Aidi mengatakan, saat itu pasukan TNI melancarkan tembakan secara terbidik dan melanjutkan pengejaran, namun KSB berhasil meloloskan diri dengan cara berhamburan masuk jurang yang tertutup oleh semak belukar.

"Saat dilaksanakan pemeriksaan ditemukan barang bukti di dalam honai berupa, 1 pucuk pistol standar militer kaliber 9 mm, 3 buah HT, 1 buah GPS, 3 buah magasin, serta ratusan amunisi kaliber 5,56 mm dan 7,62 mm," tutur dia.

4. Hanya sebagian kecil logitik

Aidi menyebut hasil sitaan tersebut diyakini hanya sebagian kecil logistik persenjataan yang dimiliki OPM pimpinan Egianus Kogoya.

"Pasti banyak karena sumbernya juga banyak. Kita tidak tahu dari mana sumber itu. Contoh beberapa bulan lalu ada seorang warga Polandia yang tertangkap melakukan transaksi, berarti ada pihak-pihak tertentu di luar," ujarnya kepada Kompas.com di Jayapura, Rabu (24/07/2019).

Selain itu, sambung Aidi, garis batas negara Indonesia-Papua Nugini sangat panjang sehingga tidak mungkin dapat diawasi 24 jam.

Kemudian, garis pantai Papua juga sangat panjang dan memungkinkan untuk dimasuki pihak-pihak tertentu yang ingin memasok senjata untuk OPM.

Prada Usman Hambelo Gugur, Wiranto: Tak Mudah Bertugas di Nduga Papua, Taruhannya Nyawa

5. Tidak didapat secara gratis

Aidi menekankan adanya kemungkinan lain yang disebutnya sebagai oknum yang menjadi bagian dari OPM tapi memiliki kedudukan di instansi pemerintah.

"Dan, tidak menutup kemungkinan ada oknum yang berperan memasok senjata. Kita lihat saja siapa yang paling nyaring suaranya untuk seolah-olah mendukung mereka dan meminta TNI/Polri ditarik, mungkin kita bisa mengarah ke sana, tapi sekali lagi saya tidak menuduh," tuturnya.

Selain itu, Aidi meyakini bahwa senjata yang dimiliki oleh Egianus Kogoya tidak didapat secara gratis namun harus dibeli dengan harga yang cukup tinggi.

"Dilihat dari barang bukti yang dia pamerkan sendiri atau yang kita dapatkan, terlihat kalau semua harus didapatkan dengan uang, bararti ada pemasoknya," kata Aidi

(Dhias Suwandi, John Roy Purba)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Fakta di Balik Kontak Senjata Pasukan TNI di Nduga, Sita Ratusan Amunisi hingga Kelompok Separatis Terluka

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved