ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kisah Pilot Pesawat Perintis di Papua, Dapat Upah Ubi dan Sayur setelah Terbangkan Warga yang Sakit

Scorpy Ogy Gagarin (42) dan Caesarea Lucky (28) merupakan dua pilot pesawat perintis di wilayah Tanah Merah, Papua.

TRIBUNNEWS/DENNIS
Scorpy Ogy Gagarin (42) dan Caesarea Lucky (28) dua pilot pesawat perintis di wilayah Tanah Merah, Papua. 

TRIBUNPAPUA.COM - Scorpy Ogy Gagarin (42) dan Caesarea Lucky (28) merupakan dua pilot pesawat perintis di wilayah Tanah Merah, Papua.

Scorpy memilih untuk ke luar dari airlines.

Ia mencari tantangan baru dengan menerbangkan Pesawat Perintis di wilayah pedalaman Papua.

Garuda Indonesia Group Rekrut Dua Pilot Perempuan Pertama Asal Papua

Yakni dari Tanah Merah-Oksibil, Tanah Merah-Bomakia, Tanah Merah-Kepi, Tanah Merah-Koroway Batu, dan Tanah Merah Manggelum.

Selain membawa penumpang, Scorpy juga membawa barang subsidi dari pemerintah ke sejumlah wilayah di pedalaman Papua.

Scorpy mengaku lebih senang bisa membantu masyarakat di pedalaman Papua.

"Mempunyai kepuasan batin juga bisa membantu orang-orang," kata Scorpy di Tanah Merah, Papua, Jumat (9/8/2019).

Profil Lengkap Vanda Astri dan Martha Itaar, 2 Pilot Perempuan Pertama Garuda Indonesia Asal Papua

Scorpy mengaku pernah membawa masyarakat Papua yang terserang penyakit.

Di wilayah Koroway Batu, berdasarkan informasi yang dihimpun, penyakit yang menimpa warga di sana seperti cacingan dan malaria.

Scorpy pernah diberikan hasil bumi sebagai upah karena membawa warga yang sakit.

"Misal sakit emergency sudah sembuh segala macem ngasih-ngasih ubi, nasi, tebu ditukar hasil bumi. Kadang kita bawa pulang sayuran sama buah-buahnya," tutur Scorpy.

VIDEO Pilot Pertama Garuda Indonesia dari Papua Akui Awalnya Takut Ketinggian

Menerbangkan pesawat ke pedalaman Papua, bukan tanpa kesulitan.

Ia mengatakan, medan di Papua adalah yang tersulit karena harus mengikuti kontur, melewati area pegunungan, dan juga memperkirakan cuaca yang kerap berubah-ubah.

Yang disyukurinya, kini ia bisa berkumpul lebih banyak waktu bersama keluarga.

Karena setelah 20 hari bekerja, ia memiliki waktu 10 hari untuk berlibur dan menghabiskan waktu di rumahnya di Jakarta Timur.

Sejak Indonesia Merdeka, 8 Desa di Yapen Papua Baru Bisa Nikmati Listrik Tahun Ini

"Kalau di airline kurangnya belum tentu libur di weekend. Kalau sekarang sudah pasti kena weekend waktunya bisa maksimal. Dulu diprotes waktunya sama anak-anak," tutur Scorpy.

Sama halnya dengan Scorpy, Caesarea Lucky juga memilih untuk ke luar menjadi instruktur penerbangan.

Lalu, mencoba tantangan baru menjadi kopilot.

Caesar lulus sekolah penerbangan pada 2012 lalu.

Sosok Mbah Rebo, Mantan Pengawal Bu Tien hingga Jadi Pawang Hujan untuk Proyek Pembangunan Papua

"Saya sudah setahun terakhir di Tanah Merah. Kesulitan di sini ya karena harus memperhitungkan cuaca saja," tutur Caesar.

Caesar juga merasa senang bisa mengantar masyarakat Papua ke pedalaman. Sebab, hal ini menjadi kepuasan tersendiri baginya.

Selain mengantar penumpang, Scorpy dan Caesar juga mengantar barang ke pedalaman. Barang-barang itu dikirim demi menjaga harga agar tidak mengalami pelonjakan yang begitu tinggi.

(Dennis Destryawan)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Dua Pilot Dapat Hadiah Ubi Usai Terbangkan Orang Sakit di Pedalaman Papua

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved