ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kerusuhan di Papua

Cerita Siswi Asal Toraja saat Kerusuhan di Wamena: Kaca-kaca Dilempar, Kita Sembunyi di Kolong Meja

Agnes adalah salah satu warga pendatang yang baru tiba di Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan pada Selasa (8/10/2019) siang.

Editor: Sigit Ariyanto
SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
Pengungsi Wamena Papua asal Jawa Timur saat tiba menggunakan pesawat hercules di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Rahu (2/10/2019). Sebanyak 120 pengungsi wamena asal jawa timur tiba di Malang untuk kembali ke daerah asal paska kerusuhan di Wamena yang mengakibatkan 33 orang tewas. 

Hingga 6 Oktober 2019, 1.726 orang masih mengungsi di sejumlah titik di Wamena. Mereka adalah warga yang tempat tinggalnya rusak akibat kerusuhan yang terjadi.

Sementara itu, lebih dari 15.000 orang lainnya keluar dari Wamena dengan menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU dan sejumlah penerbangan komersial.

 Pembangunan Kantor Pemerintah dan Rumah Warga Wamena Dikerjakan Bersamaan, Menteri PUPR: Sama saja

Masa tanggap darurat sudah lewat

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Jayawijaya, Papua, Daulat Siregar, mengatakan bahwa masa 14 hari tanggap darurat sudah berakhir sejak Senin (7/10/2019).

Menurutnya, berbagai aktivitas warga sudah mulai kembali normal.

"Fasilitas-fasilitas umum hingga saat ini berjalan seperti biasa, kami baru mencoba untuk sekolah-sekolah sudah mulai buka kemarin, layanan kesehatan berjalan seperti biasa, walaupun masih banyak petugas-petugas yang jauh dari kota itu belum ada di tempat," jelas Daulat kepada BBC News Indonesia, melalui sambungan telepon, Selasa (8/10/2019).

Warga yang sebelumnya mengungsi di berbagai tempat di Wamena pun dikatakan sudah kembali ke tempat tinggal masing-masing, kecuali mereka yang rumahnya rusak atau terbakar - mereka akan dibuatkan rumah-rumah darurat sembari menunggu perbaikan tempat tinggal mereka.

"Warga yang tidak ada terdampak, terutama rumahnya masih utuh, itu sudah kembali semuanya," ujarnya.

 

 Banyak Pekerja yang Kabur Pasca-rusuh, Anggota TNI Dilibatkan Bantu Rehabilitasi Bangunan di Wamena

Kondisi yang mulai tampak normal pun diamini Doni - bukan nama sebenarnya, warga asli Papua yang tinggal di pinggiran kota Wamena.

"Sebenarnya sudah normal, aktivitas sudah mulai jalan mulai hari Senin kemarin," kata Doni.

"Aktivitas perekonomian juga sudah jalan, cuma warga di pinggiran kota ini sepertinya belum mau masuk ke kota. Warga aslinya seperti tidak kelihatan, tidak seperti biasanya. Ada, tapi hanya beberapa saja, satu dua." 

Meski menurutnya hubungan warga setempat dengan pendatang sudah mulai sejuk, warga lokal memilih menghindari pusat kota yang masih dijaga ketat aparat.

"Karena mereka (aparat) berjaga-jaga di hampir semua sudut."

 Pulihkan Aktivitas di Wamena Pasca-Kerusuhan, Ini 5 Langkah yang Dilakukan Mensos

Doni berpendapat, masyarakat asli Papua merasa tidak nyaman dengan kehadiran aparat keamanan yang masif seperti saat ini.

"Aparat ini kan kalau terjadi apa-apa di Wamena atau di Papua ini kan selalu melindungi warga yang bukan warga Papua, warga pendatang yang dilindungi. Jadi setiap kejadian begini, warga asli Papua tetap merasa was-was terhadap aparat keamanan," bebernya.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved