Wiranto Ditikam
Sahabat Ungkap Sosok SA, Penusuk Wiranto, Tolak Pancasila dan Ingin ke Suriah
SA (51) dikenal sebagai orang pintar. Dia menyelesaikan kuliahnya di fakultas hukum di sebuah universitas ternama di Sumatera Utara.
SA bersama dua orang anak perempuannya, dan juga istri serta dua anak laki-lakinya tinggal sekitar dua bulan di Alfakah VI.
"Sampai akhirnya dia meninggalkan rumah itu. Tak tahu kemana. Sampai akhirnya sekarang. Tak tahu aku sampe segini. Berarti tekat dia sudah bulat. Gemblung," katanya.
Diberitakan sebelumnya, SA ditangkap polisi setelah pada sekitar pukul 11.55 WIB, di pintu gerbang lapangan Alun-alun Menes Desa Purwaraja, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten melakukan penyerangan terhadap Menkopolhukam Wiranto.
• Minta Polisi Usut Tuntas Penyerangan Wiranto, Gerindra: Gak Boleh Ada Penyerangan Seperti Itu
SA menyerang Wiranto dan mengakibatkan perut Wiranto terluka.
Selain Wiranto, korban lainnya adalah Kompol Dariyanto (Kapolsek Menes) di bagian punggung dan Fuad di dada sebelah kiri atas.
Silfi, seorang warga sekitar mengatakan, rumah SA digusur sekitar dua tahun yang lalu karena pembangunan jalan tol Tanjung Mulia - Helvetia.
Saat ini di lokasi hanya tersisa rumput-rumput. Pohon jambu juga masih berdiri dan sedang berbuah.
"Itu lah sejak digusur ya pergi mereka semua. Tak tahu lah kemana. Katanya ke Jawa. Sekarang ya kek gitu lah bekas rumahnya," katanya.
(Kompas.com/Kontributor Medan, Dewantoro)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Sosok SA, Penusuk Wiranto di Mata Sahabat, Tolak Pancasila dan Ingin ke Suriah