ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kerusuhan di Papua

Suami Marna Terluka saat Selamatkan Keluarga dari Kejaran Perusuh Wamena: Robek Telapak Kakinya

Meski demikian, kata Marna, sang suami (Firdaus) mengalami cedera pada bagian kaki lantaran terkena pecahan beling yang ada di dasar kali.

Editor: Sigit Ariyanto
muslimin emba/tribun-timur.com
Marna (35) exodus Wamena saat tiba di Pelabuhan Soekarno-Hatta, Makassar, Senin(14/10/2019) malam. 

"Saya lari bawa anak-anakku sampai ujung kali, tidak lama saya dapat tangga naik di rumah warga. Terus dia tarik saya dan selamatkan saya," papar Marna.

 Tiga Pekan Pasca-Kerusuhan, 293 Pengungsi Dipulangkan Kembali ke Wamena

Dari rumah warga yang berbelas kasih itu, Marna dan suaminya serta anak-anaknya pun diarahkan untuk mengungsi di kantor kepolisian setempat.

"Jadi saya mengungsi di Polres Wamena selama satu minggu, di kota Jayapura juga satu minggu, jadi dari Jayapura ke sini (Pelabuhan Soekarno-Hatta) Makassar," ujarnya yang sudah 12 tahun di Wamena.

Saat hendak ke Makassar, suami pengungsi dengan tujuan daerah asal Tanete, Bulukumba Sulawesi Selatan ini (Firdaus) memilih tinggal dan kembali ke Wamena.

"Waktu mau kesini (Makassar) petugas bilang Wamena sudah aman, jadi suami saya (Firdaus) tidak ikut. Dia kembali ke Wamena, semoga aman terus di sana," ungkapnya.

Pengungsi Lain

Cerita Kota Wamena yang mencekam, juga dialami Liliana Karoni (33), Exodus tujuan Tanah Toraja Sulsel.

Saat menginjakkan kaki di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, mata Liliana Karoni tampak berkaca-kaca.

Seolah tidak menyangka, ia berhasil selamat dan kembali menginjakkan kaki di tanah kelahiran (Sulsel).

Dihampiri sesaat sebelum menuju bus, wanita asal Tana Toraja ini bercerita betapa suasana Kota Wamena begitu mencekam.

 TNI-Polri Gelar Apel Gabungan untuk Jaga Situasi Wamena Papua Tetap Kondusif

Ia mengaku terpaksa harus mengungsi ke Gereja akibat kerusuhan yang bergejolak.

"Saya lari sembunyi ke gereja sama anak dan sepupu-sepupu karena orang-orang sudah teriak orang di hutan sudah sampai di kota," kata warga Jl Irian Kota Wamena ini.

Liliana mengaku sejak 2001 di Kota Wamena, namun baru kali ini melihat suasana kota yang mencekam.

"Saya sekolah di sana Tahun 2001, baru saya lihat itu kota kaya mencekam sekali, banyak mengungsi," ungkapnya.

Kedatangan exodus yang menumpangi kapal Sinabung itu berjumlah 860 orang. Mereka disambut puluhan kelompok relawan, pemerintah dan aparat TNI Polri.

(tribun-timur.com).

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kisah IRT Marna dan Keluarga, Korban Konflik Wamena Selamat saat 'Dikepung' Panah

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved