ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PSI Kritik Anies Baswedan soal Rencana Beli Toa Rp 4 M: Belum Selesai Sudah Ngomong Peringatan Dini

Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Anthony Winza memberikan tanggapan perihal rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta beli toa.

TribunJakarta.com/Bima Putra
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau lokasi banjir di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2020). 

TRIBUNPAPUA.COM - Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PSI, Anthony Winza memberikan tanggapan perihal rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang ingin menambah perangkat pengeras suara atau toa untuk peringatan dini banjir.

Ia menyebut Pemprov keliru dalam menentukan prioritas kerja yang seharusnya mengutamakan pencegahan banjir ketimbang peringatan dini.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube Kompastv, Kamis (16/1/2020), mulanya Anthony menjelaskan bahwa peristiwa banjir bukanlah sesuatu yang tidak bisa dicegah.

VIDEO Anies Baswedan Hujan-hujanan saat Kerja Bakti, Keruk Lumpur Sisa Banjir Jakarta

"Begini, kalau misalnya kita mempermasalahkan sekarang kok jadi isunya ke peringatan dini, berarti seakan-akan ini sesuatu yang tidak bisa dicegah, jadi perlu diperingati," katanya.

Anthony mengatakan pemerintah seharusnya lebih berfokus kepada pencegahan banjir.

Ia kemudian mengatakan peringatan dini lebih cocok diterapkan pada bencana-bencana yang tidak bisa dicegah seperti gempa bumi.

"Masalahnya adalah kita harus ada pencegahan bukan cuma peringatan," ujar Anthony.

"Peringatan itu menunjukkan adanya kegagalan pencegahan."

"Kecuali kalau untuk bencana-bencana alam yang mungkin tidak bisa dimitigasi, tidak bisa di-forecast (ramal), seperti gempa bumi, itu cukup sulit," tambahnya.

Anthony lanjut menyoroti prioritas Pemprov DKI Jakarta.

Menurutnya tak patut bagi Pemprov DKI membicarakan peringatan dini selama masalah pencegahan banjir belum terselesaikan.

"Tapi kalau misalnya banjir, itu sesuatu yang bisa dicegah, masalahnya kita lihat ada prioritas penganggaran enggak dari Pemprov untuk ini, ada enggak yang sudah dikerjakan," paparnya.

"Saya enggak mau terjebak dalam isu seakan-akan masalah pencegahannya itu sudah beres, lalu kita mulai masuk ke masalah peringatan dini, pencegahannya dulu diselesaikan."

"Peringatan dini itu menunjukkan bahwa ada pencegahan yang seakan-akan belum selesai kok sudah main ngomongin peringatan dini," tandasnya.

Anies Baswedan Didemo untuk Mundur dari Gubernur DKI, Fahira Idris: Itu Aksinya Norak, Makar

Rencana Beli 6 Set Toa

Sebelumnya diberitakan, BPBD berencana membeli enam set perangkat pengeras suara canggih untuk 
memperkuat sistem peringatan dini.

Dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (16/1/2020), Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapudatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) M. Ridwan menjelaskan, pengeras suara yang memiliki nama Disaster Warning System (DWS) nantinya akan tergabung dalam sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) BPBD DKI.

Ia mengatakan alat ini diperlukan agar informasi dapat tersampaikan ke warga dengan baik.

"Kalau tambah pakai toa kan akan menjadi lebih bagus untuk melengkapi informasi ke warga," ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (15/1/2020).

Ridwan mengatakan alat-alat tersebut nantinya akan dipasang di daerah-daerah rawan banjir.

"Nantinya akan dipasang di Tegal Alur, Rawajati, Makasar, Jati Padang, Kedoya Selatan, dan Cililitan," katanya.

Pengeras suara atau toa tersebut nantinya akan menggunakan dana sebesar Rp 4 miliar yang berasal dari APBD 2020.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

Fahira Idris Sebut Protes Penurunan Anies Baswedan Norak

Anggota DPD RI Fahira Idris menanggapi soal munculnya protes penurunan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan karena masalah banjir di Jakarta.

Ia mengatakan aksi protes tersebut sebagai sesuatu yang tidak sesuai dengan keluhan soal masalah banjir di Jakarta.

Dikutip TribunWow.com, mulanya Fahira mengatakan apa yang dilakukan oleh pihak yang memprotes Anies sebagai aksi berlebihan.

Adanya aksi yang memprotes turunnya Anies Baswedan karena banjir menurut Fahira Idris adalah hal norak dan tidak sesuai dengan masalah yang ada
Adanya aksi yang memprotes turunnya Anies Baswedan karena banjir menurut Fahira Idris adalah hal norak dan tidak sesuai dengan masalah yang ada (YouTube tvOneNews)

Dengar Anies Baswedan Minta Peringatan Banjir Pakai Toa, Fraksi PDI-P: Dengarnya Lucu di Era Modern

Ia menyindir aksi protes tersebut sebagai sesuatu yang norak dan berindikasi makar.

"Saya merasa apa yang mereka lakukan terlalu berlebihan, apalagi isunya sudah ingin menurunkan gubernur," kata Fahira di acara 'KABAR PETANG' tvOneNews, Selasa (14/1/2020).

"Menurut saya itu aksinya norak, makar, tidak sesuai. Kalau misalnya menyampaikan aspirasi mengenai keluhan banjir tidak ada masalah," tambahnya.

Fahira mengatakan aksi penurunan Anies tidak bisa dibenarkan.

"Tapi kenapa menjadi berlebih-lebihan hingga ingin menurunkan Anies Baswedan, dan hari ini massa mereka sangat sedikit sekali, dan massa pendukung Anies Baswedan Alhamdulillah banyak yang hadir hari ini," paparnya.

Fahira Idris lalu membahas soal gugatan korban banjir Jakarta terhadap kelalaian Anies dalam menanggulangi banjir.

Jokowi Minta Anies Baswedan Normalisasi sejumlah Sungai di Jakarta: Saya Kira Bisa Secepatnya

Menurut Fahira, hal tersebut sudah benar dan sesuai prosedur yang ada.

"Sudah ada yang melaksanakan class action, menurut saya itu sudah baik," kata Fahira.

"Tapi aksi menurunkan Anies Baswedan ini lah yang menurut saya tidak tepat."

"Jadi bukan caranya menurunkan Pak Anies Baswedan, tapi kalau mau menyampaikan aspirasi tentang keluhan banjir, silahkan tidak ada yang menolak soal itu," imbuhnya.

Fahira tidak mempermasalahkan apabila warga melakukan gugatan karena permasalahan banjir.

Namun Fahira mengakui ia tidak setuju apabila Anies diprotes untuk mundur dari jabatannya.

"Yang membuat kami berang, khawatir dan sebagainya adalah isunya mereka ingin menurunkan Anies Baswedan," katanya.

Fahira kembali menyindir protes penurunan Anies sebagai sesuatu yang norak.

"Di bagian yang ingin menurunkan Anies Baswedan," ujarnya.

"Itu saja menurut saya, terlalu berlebihan lah kalau untuk urusan banjir seperti itu."

"Ingin menurunkan gubernur, enggak tepat sama sekali," tandasnya.

Lihat videonya di bawah ini mulai menit awal:

(TribunWow.com/Anung Malik)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Soal Toa Rp 4 M untuk Banjir, PSI Sindir Prioritas Anies Baswedan: Pencegahan Dulu Diselesaikan

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved