Sosok KKB yang Ditembak Mati TNI-Polri Ternyata Berpangkat Komandan, Mobilnya Diadang saat Transaksi
Tim gabungan TNI/Polri menembak mati anggota Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang sedang melakukan transaksi penjualan senjata.
Menurut Paulus, berdasarkan informasi yang diperoleh pihaknya, ada senjata rakitan berspesifikasi modern yang dirakit di Lumajang.
Senjata tersebut terindikasi sudah masuk di Papua.
Menurut Paulus, hal ini merupakan pekerjaan besar bagi TNI-Polri untuk melakukan pengusutan.
"Senjata rakitan ini terindikasi sudah masuk di Papua," kata Paulus, di Timika, Minggu (12/1/2020).
Selain itu, senjata dan amunisi yang digunakan KKB juga diduga kuat dipasok dari luar negeri.
Dalam beberapa kasus sebelumnya, berhasil diungkap penyelundupan senjata dan amunisi ke Papua.
Penyelundupan senjata tersebut dari negara Papua Nugini (PNG) dengan melewati jalur-jalur tikus di perbatasan negara Republik Indonesia-PNG.
• Anggota Brimob Korban Penembakan KKB di Nduga Papua Dijenguk Kapolda Maluku
Senjata jadi Mas Kawin
Polres Manokwari memberikan informasi baru terkait maraknya peredaran senjata api di wilayah hukumnya.
Bahkan Polres Manokwari membentuk tim khusus untuk menangani kasus peredaran senjata api ilegal.
Tim ini sengaja dibentuk, sebab peredaran senjata api ilegal ditangani lebih khusus dan berbeda dengan kasus kriminal lainnya.
Kapolres Manokwari, AKBP Deddy Foury Millewa menyebutkan tim khusus penanganan senjata api akan bekerja di bawah satuan unit Reskrim. Tim tetap mengedepankan pendekatan persuasif dan preventif.
Dalam catatan kepolisian setempat, sepanjang tahun 2019, Polsek Manokwari Kota telah mendapatkan 7 senjata api ilegal, salah satunya adalah senjata serbu SS1, senjata api rakitan dan 2 senjata api jensi Mozer, serta 3 senjata api organik.
“Peredaran senjata api ilegal di Manokwari tak berkaitan dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Justru senjata api ilegal biasa digunakan sebagai pembayaran mas kawin yang dilakukan oleh masyarakat setempat,” katanya, Selasa (31/12/2019).