Pestanya Dibubarkan karena Virus Corona Mewabah, Pria Ini Guyur Bensin ke Dirinya dan Ancam Polisi
Seorang pria di barat daya China berniat bakar diri setelah aparat membubarkan pesta ulang tahun di tengah virus corona.
TRIBUNPAPUA.COM - Seorang pria di barat daya China berniat bakar diri setelah aparat membubarkan pesta ulang tahun di tengah virus corona.
Pria dengan marga Wang itu sudah menyiramkan bensin ke tubuhnya, dan mengikatkan kembang api di sekeliling pinggangnya, dilaporkan Xinhua.
• Wabah Virus Corona: Jumlah Korban Meninggal Dunia Capai 1.110 Orang
Insiden itu berawal ketika Wang, seorang warga di Chongqing, sudah merencanakan untuk menggelar jamuan ulang tahun, dan memesan 10 meja pada Januari lalu.
Namun, acara itu bertepatan ketika wabah virus corona meningkat, sehingga aparat meminta pria 59 tahun itu untuk membatalkan pestanya.
Imbauan itu merupakan bagian dari upaya China untuk menangkal penyebaran virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan.
Beijing pun meginstruksikan kepada para watga untuk tidak berkumpul dalam jumlah besar.
Imbasnya, perayaan Tahun Baru Imlek pun dibatalkan.
Sejak pekan lalu, otoritas setempat juga menuturkan bahwa mereka menangguhkan setiap acara makan malam beramai-ramai di restoran.
Dilaporkan AFP Rabu (12/2/2020), begitu pestanya dibatalkan, Wang pergi dan muncul di kantor komite desa dengan bersenjatakan kembang api.
Selain itu, dia sudah menyiramkan bensin di dada dan memegang korek.
Dia mengancam bakal melakukan aksi bakar diri untuk menakut-nakuti pemerintah.
Harapannya, aparat akan melunak dan membiarkannya menggelar pesta.
Alih-alih, Wang malah harus berurusan dengan hukum karena dianggap mengganggu ketentraman publik.
Wuhan Merah Menyala
Foto satelit menunjukan tingkat Sulfur Dioksida (SO2) yang sangat tinggi di kota asal virus Corona, yaitu Wuhan, Provinsi Hubei, China pada Minggu (9/2/2020).
Para ilmuwan mengklaim bahwa Sulfur Dioksida (SO2) dihasilkan dari kremasi mayat atau pembakaran limbah medis.
Untuk diketahui, kedua kota tersebut sudah ditutup sejak 2 Februari 2020, akibat dari virus corona.
Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan, mayat-mayat korban virus corona harus segera dikremasi.
Dilansir dari Dailymail.co.uk, citra satelit dari situs Windy.com menunjukan tingkat SO2 di Kota Wuhan berada pada 1.350 μg /m3 selama akhir pekan lalu.

Sementara menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat SO2 tidak boleh melebihi 500 μg/m3.
Badan Perlindungan Lingkungan AS, mengatakan bahwa membakar limbah medis juga dapat menyebabkan emisi SO2 yang tinggi.
Paparan tingkat tinggi dari SO2 dapat menyebabkan risiko serius bagi kesehatan.
Gas tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, radang paru-paru, dan penurunan fungsi paru-paru.
“SO2 dapat mempengaruhi sistem pernapasan dan fungsi paru-paru, dan menyebabkan iritasi mata,” kata WHO.
• Oles Tubuh Pakai Alkohol untuk Lindungi Diri dari Virus Corona, Pria Ini Justru Alami Hal Mengerikan
Sampai saat ini belum jelas apakah ada kaitan antara virus corona dan tingginya tingkat SO2 di Kota Wuhan pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan pantauan Serambinews.com di windy.com, tingkat SO2 di Kota Wuhan hari ini, Rabu (12/2/2020) pukul 12.30 WIB sudah menurun dari pekan lalu.
Kosentrasi SO2 di Kota Wuhan berada pada level 145.58 μg/m3.
Sedangkan di Kota Chongqing berada pada level 107.79 μg /m3.

Update Korban Virus Corona Hari Ini
Sementara itu, hingga saat ini, Rabu (12/2/2020) pukul 12.30 WIB, jumlah kematian akibat dari virus corona sudah 1.115 Jiwa.
Sedangkan yang terinfeksi mencapai 45.170 orang.
Virus corona hingga saat ini sudah tersebar di 28 negara.
Data tersebut diperoleh Serambinews.com dari perhitungan real time pada situs thewuhanvirus.com.

Video Gagak di Kota Wuhan
Seain itu, ada juga cerita lain dari dampak virus corona mengenai sebuah rekaman yang membuat bulu kuduk merinding.
Rekaman tersebut berisikan mengenai keadaan kota Wuhan yang mencekanm dan tidak seperti biasanya.
Dikutip dari Daily Star pada Rabu (12/2/2020), nampak ribuan gagak terbang bergerombol di langit Wuhan yang tak ayal memicu kekhawatiran publik.
• Satu Keluarga Balik dari Wuhan Dikurung, Polisi Tutup Pintu dengan Jeruji Besi dan Tempel Peringatan
Rekaman ini diyakini diambil oleh penduduk Wuhan yang menunjukkan sekelompok besar gagak terbang di area jalan kosong kota ini.
Segerombol burung hitam terlihat berkeliaran di Jalan Wusi di Distrik Chengxi, Wuhan.
Kemudian burung-burung ini turun ke jalan dan mematuk jalan di bawah mereka.
Dalam rekaman lain nampak segerombolan besar makhluk gelap telah ditangkap di Kota Xining, yang membuat para netizen China mempertanyakan keberadaan mereka di provinsi tersebut.
Sebagian netizen percaya gagak-gagak tersebut sedang "berburu mayat" untuk dimakan.
Sementara lainnya berspekulasi segerombolan gagak tersebut mungkin "memakan partikel" dari "abu mayat" manusia yang dikremasi.
Belum ada bukti kuat untuk mendukung teori bahwa gagak mencari mayat.
Namun, karena gagak dipandang sebagai simbol kematian dalam budaya China hal ini mulai menimbulkan ketakutan bagi sebagian orang.
Gagak dalam budaya orang Tiongkok sering diyakini menjadi lambang nasib buruk dan simbol kematian.
Warganet di Twitter banyak mengomentari rekaman tersebut.
Salah seorang warganet mengatakan, "orang-orang Wuhan memperhatikan ada banyak buruk gagak terbang di sekitar kota, cukup menakutkan."
"Mereka mungkin mencari mayat untuk dimakan," lanjutnya.
"Gagak ada disana untuk membawa jiwa-jiwa orang mati ke tempat peristirahatan terakhir mereka." ujar komentar warganet lainnya.
Warganet lain ada yang menanyakan mengenai keberadaan gagak tersebut.
"untuk apa gagak itu terbang ke sana? daging manusia?"ujarnya.
• Sebut Observasi WNI dari Wuhan di Natuna Tak Berbahaya, Mahfud MD: Pak Menkes Jaminkan Badannya
Menurut laporan yang ada China melarang mayat korban virus corona untuk dimakamkan.
Mayat-mayat korban wabah tersebut harus dimusnahkan dengan cara dibakar.
Laporan menyebutkan mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.
Petugas kremasi harus menguras tenaganya bekerja 7 hari penuh karena mayat terus berdatangan.
Laporan menyebut bahwa mayat-mayat ini setiap hari dikirim ke rumah kremasi dalam jumlah tak terhingga.
Hal ini memicu pendapat publik mengenai komisi Kesehatan Nasional di China melarang mayat-mayat tersebut dikuburkan, tetapi harus di kremasi guna mencegah penyebaran virus tersebut.
Penampakan burung gagak yang muncul di atas kota ini memicu ketakutan serta cerita mengerikan di sana.
Sebab burung gagak menjadi simbol nasib buruk dan kematian yang sudah tertanam jauh di dalam mitologi Asia Timur.
Burung-burung lain yang dipercaya sebagai perlambang kematian yang dipercaya disana seperti burung gagak, burung hitam, burung hantu, dan burung phoenix.
Burung-burung tersebut mewakili dunia roh, akhirat, kerohanian, dan kematian orang yang dicintai.
(Kompas.com)(serambinews.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesta Ulang Tahun Dibatalkan karena Virus Corona, Pria di China Berniat Bakar Diri" dan serambinews.com dengan judul Foto Satelit Sempat Merekam Kota asal Virus Corona, Wuhan Merah Menyala, Ini Kata Para Ilmuwan