Cerita Kumala saat Virus Corona Merebak di Wuhan Pertama Kali, Bahas soal Video 'Jiayou Wuhan'
Mahasiswi yang belajar di sebuah universitas di Kota Wuhan, China, masih ingat betul bagaimana situasi saat Virus Corona COVID-19 merebak pertama kali
TRIBUNPAPUA.COM - Kumala Tris Santa (24), salah satu mahasiswi yang belajar di sebuah universitas di Kota Wuhan, China, masih ingat betul bagaimana situasi saat Virus Corona COVID-19 merebak pertama kali di kota itu.
Ditemui di kediamannya di Jalan Cempedak, Kelurahan Kraton, Tegal Barat, Kota Tegal, Jawa Tengah, Senin (17/2/2020), meski dinyatakan sehat dan tidak terpapar Virus Corona, anak semata wayang Suwanto (60) ini mengaku masih trauma dan memilih berdiam di rumah untuk menenangkan diri.
• Update Wabah Virus Corona: 1.775 Orang Meninggal Dunia, 71.334 Terinfeksi
Awalnya, Lala, panggilan Kumala ini enggan menemui wartawan.
Berkat bujukan ayahnya, mahasiswi yang baru pulang menjalani observasi di Natuna, Kepulauran Riau, Sabtu (15/2/2020) lalu ini akhirnya mau berbagi cerita. Ia tiba di Tegal Minggu (16/2/2020) dini hari dari Jakarta.
Kepada wartawan, Lala memberikan satu syarat. Wartawan tidak sampai mengambil dokumentasi baik foto maupun video.
"Harapan kami semua sama. Wabah corona segera berhenti, dan kami bisa kembali belajar di Wuhan," kata Lala, mengawali ceritanya.
Mahasiswa yang masuk semester 6 jurusan Bahasa Mandarin di Central China Normal University milik Pemerintah China ini berharap dirinya dan teman-teman lainnya tidak dikucilkan karena memang sehat, bebas dari paparan Corona.
"Pertama kami datang, tidak usah takut sama kami, kami sehat. Setelah wabah berlalu nanti akan kembali belajar di Wuhan. Kami selalu menjaga pola hidup sehat. Mari saling mendoakan agar wabah cepat berlalu. Keep positif," kata Lala.
• Soal Obat Virus Corona, Peneliti akan Manfaatkan Antibodi Pasien Virus Corona yang Sembuh: Ide Bagus
Pada Senin (17/2/2020), hari pertama Lala menjalani kuliah secara online masuki semester 6. Sejatinya perkuliahan kembali dimulai tanggal 11 Februari 2020 setelah liburan mudim dingin.
Namun karena wabah corona, pihak kampus sempat memperpanjang masa libur.
Perkuliahan kembali dilanjutkan sementara dengan fasilitas internet.
"Tadi barusan sudah mulai kuliah online. Rencananya sehari dua mata pelajaran, tergantung jam dosen. Kendalanya hanya sinyal internet yang naik turun. Tapi masih lancar," kata Lala didampingi ayahnya, Suwanto.
Lala kemudian melanjutkan ceritanya sewaktu tinggal di asrama. Saat corona merebak, diakuinya sangat mengkhawatirkan.
Hanya saja, semua orang di sekelilingnya termasuk mahasiswa asal Indonesia saling menguatkan.
"Takut. Tapi positif thinking. Saling mendukung satu sama lain. Mental jangan sampai breakdown. Keluarga by phone selalu support. Kampus juga menguatkan, kami diberi kata-kata positif dari dosen. Di kampus kami tidak ada mahasiswa yang meninggal," kata Lala.