ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita Kumala saat Virus Corona Merebak di Wuhan Pertama Kali, Bahas soal Video 'Jiayou Wuhan'

Mahasiswi yang belajar di sebuah universitas di Kota Wuhan, China, masih ingat betul bagaimana situasi saat Virus Corona COVID-19 merebak pertama kali

(Xinhua via SCMP)
Seorang relawan komunitas mengecek suhu tubuh seorang perempuan di Paviliun Yellow Crane di Wuhan, China, pada Jumat (7/2/2020). Wabah virus corona yang mewabah di China sejak Desember 2019 dilaporkan telah membunuh 722 orang. 

Menurut Lala, seluruh mahasiswa diperbolehkan keluar ruangan namun masih dalam lingkungan kampus.

"Saya juga keluar kamar tapi masih dalam lingkungan kampus," sambung Lala.

Kini Lala mengaku lega. Ia dinyatakan sehat tidak terpapar Virus Corona baik saat di Wuhan maupun saat kembali ke Indonesia.

Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Pasien di Singapura: Saya Pikir Saya akan Mati

Setelah diobservasi di Natuna, Lala bahkan menerima sertifikat sehat dari Kementrian Kesehatan.

"Tapi yang pasti meski dilanda kepanikan, kami selalu saling melontarkan 'Jiayou Wuhan', atau ayo Wuhan semangat. Bahkan banyak yang berteriak di balik jendela kamar di Kota Wuhan yang viral itu memang benar. Tujuannya agar saling menguatkan," ujar Lala.

Kini Lala berharap, kondisi Wuhan dan daerah lain di dunia segera bebas dari wabah corona.

"Agar kami bisa segera kembali melanjutkan belajar sampai lulus 8 semester untuk mewujudkan cita-cita kami," kata Lala.

Lala juga menyampaikan terima kasih kepada segenap pihak terutama pemerintah Indonesia yang telah memberikan dukungan penuh WNI untuk kembali ke Indonesia.

Termasuk selama masa observasi di Natuna.

Dinyatakan Sembuh dari Virus Corona, Pasien di Singapura: Saya Pikir Saya akan Mati

"Terima kasih kami banyak sampaikan kepada pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih Pak Presiden Jokowi, Kemenkes, KBRI, Kemenlu, Pemprov Jateng, Panglima TNI, Polisi dan lainya. Termasuk PPITI Wuhan (Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok)," ujarnya.

Sementara ayahnya, Suwanto mengaku sangat senang dan bersyukur anaknya pulang dalam kondisi sehat, baik saat di China, maupun kembali ke rumah.

"Bersyukur sudah diperbolehkan pulang setelah karantina 14 hari di Natuna. Anak saya sehat dan selamat. Baik saat masih di Wuhan, maupun saat karantina anak saya dalam keadaan sehat," kata Suwanto.

(Kompas.com/ Kontributor Tegal, Tresno Setiadi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Mahasiswa di Wuhan Saat Virus Corona Merebak, Teriak "Jiayou" dari Balik Jendela"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved