Takut KKB Sudah Todongkan Senjata dan Merampas Makanan, 790 Warga Tembagapura Pilih Mengungsi
Proses evakuasi warga dari kawasan Tembagapura ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, terus dilakukan.
TRIBUNPAPUA.COM - Proses evakuasi warga dari kawasan Tembagapura ke Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua, terus dilakukan.
Polda Papua menyebut, hingga kini tercatat sudah ada 790 orang yang diungsikan ke Timika.
Hal itu disampaikan Kabid Humas Polda Papua Kombes AM. Kamal, melalui rilis, Sabtu (7/3/2020).
• Ini 4 Kelompok KKB yang Teror Tembagapura, Warga Pilih Mundur Tak Mau Kejadian 27 November Terulang
"Hingga Jumat (6/3/2020) pukul 18.00 WIT, dari data yang di dapatkan sudah sekitar 790 orang yang mengungsi dari kampung mereka," ujarnya.
Dari keterangan warga, sambung Kamal, alasan mereka ingin mengungsi ke Timika dikarenakan suasana di Kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB yang sudah menempati dan mengganggu masyarakat Kampung.
Bahkan KKB meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata kepada warga.
Setelah memverivikasi setiap warga dengan mendatakan tanda pengenal selanjutnya hasil koordinasi dengan CLO PT Freeport Indonesia, disiapkan sebanyak 13 Bus PT Freeport yang akan digunakan untuk masyarakat ke Timika.
"Setelah sampai ke Timika mereka akan diantar dengan kendaraan truk yang sudah disiapkan, dan akan mengantar masyarakat hingga ke kediaman mereka di Kota Timika seperti ke Sp5, Sp 12, Kwamki dan daerah lain, juga untuk masyarakat yang masih menunggu kendaraan bis di siapkan makan dan minuman sementara menunggu kendaraan menuju ke timika," kata dia.
• KKB Disebut Ancam Gagalkan PON Papua, Kapuspen TNI Bahas Pergerakan KKB yang Mulai Bersatu
KKB teror pos TNI-Polri
Sebelumnya diberitakan, Warga di wilayah Tembagapura minta dievakuasi karena kelompok kriminal bersenjata ( KKB) dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung, dan menebar teror dengan menembaki pos penjagaan TNI - Polri.
Aksi yang dilakukan KKB ini tentunya membuat warga merasa terancam.
Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.
Keputusan warga ini karena tidak menginginkan peristiwa November 2017 kembali terjadi.
Di mana, saat itu KKB sempat memasuki kampung mereka hingga akses keluar masuk kampung terputus.
"Warga ketakutan karena kehadiran KKSB dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan.