Berhasil Tangani Virus Corona Lebih Baik dari Negara Lain, Ini 3 Strategi Korea Selatan
Sejak kasus pertama diumumkan 20 Januari, pemerintah Korea Selatan kerap umumkan angka kesembuhan lebih sering dibandingkan angka kasus infeksi baru
TRIBUNPAPUA.COM - Sejak kasus pertama diumumkan pada 20 Januari silam, pemerintah Korea Selatan kerap mengumumkan angka kesembuhan lebih sering dibandingkan angka kasus infeksi baru.
Ada tiga kunci mengapa Korea Selatan tepat dalam penanganan Virus Corona.
Pertama, pemerintah Korea Selatan mengadakan pengujian yang luas dan efektif dengan menggunakan drive-thru-clinics.
Dalam satu hari, sekitar 15 ribu warganya dapat dites virus sehingga meminimalisir penularan baik masih berupa gejala ringan apalagi gejala berat.
Layanan drive-thru-clinics dapat mengurangi beban rumah sakit dan mengurangi risiko kesehatan petugas medis.
Dikutip dari CNN, sebuah perusahaan bioteknologi Korea telah mengembangkan tes Virus Corona dalam waktu tiga pekan.
• Tanpa Lakukan Lockdown, Kasus Virus Corona di Korea Selatan Bisa Menurun, Ini Kuncinya
Seseorang yang dites virus dan mendapat bantuan dokter bisa memintanya sehingga membuatnya mudah dalam mengakses.
Terdapat juga 96 jaringan laboratorium yang mampu memproses sampel-sampel hasil tes virus.
Menteri Kesehatan Korea Selatan, Park Neunghoo mengatakan kepada CNN, "Mendeteksi pasien sejak dini sangat penting."
Kedua, pemerintah Korea Selatan selalu beri informasi yang terbuka kepada publik.
Contoh paling nyata adalah lokasi GPS dari seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa dilihat dari aplikasi sehingga warga lain yang belum tertular bisa menjauhi area tersebut.
Meski hal itu dipertanyakan dari perspektif privasi, namun dapat membantu orang lain merasa aman dan tentu mengetahui informasi yang benar dan mengendalikan kesehatan mereka.
• Contohkan Korea Selatan, IAKMI Sarankan Pemerintah Lakukan Strategi Ini untuk Cegah Sebaran Corona

Ketiga, Korea Selatan juga melakukan Social Distancing untuk memotong pertumbuhan kasus.
Dengan populasi 51 juta orang, mereka telah menutup sekolah-sekolah, kantor-kantor dan melarang pertemuan besar.
Terdapat pula kamera pengecek suhu di tiap pintu masuk gedung dan petugas berpakaian pelindung di tempat umum untuk mengingatkan warga agar mencuci tangan mereka.