Sederet Kecemasan Jurnalis yang di Lapangan Mencari Info Corona: Waktu Pulang Liputan, Saya Sakit
Menjadi bagian terdepan penyampaian informasi yang valid, tugas jurnalis atau wartawan memiliki risiko tersendiri. Apalagi di tengah pandemi Corona
TRIBUNPAPUA.COM - Menjadi bagian terdepan penyampaian informasi yang valid, tentunya tugas jurnalis atau wartawan memiliki risiko tersendiri.
Apalagi di tengah pandemik Corona saat ini.
Di kala anjuran social distancing semakin digaungkan, sejumlah jurnalis nyatanya masih harus bekerja di lapangan.
Tak peduli pagi, siang atau malam, mereka tetap berupaya menyampaikan informasi yang update dan sesuai dengan fakta yang ada.
Bahkan para jurnalis tetap mendatangi langsung dan meliput suasana rumah sakit, pemakaman umum, wawancara dengan dokter, perawat, keluarga korban dan sebagainya yang terkait dengan informasi Virus Corona.

• Tak Yakin Dirinya Terjangkit, Pasien Muda Positif Corona Ini Kaget Tak Bisa Mencium Bau dan Batuk
Berikut sejumlah cerita wartawan yang masih bekerja di lapangan di tengah pandemik Virus Corona yang telah TribunJakarta.com himpun:
Cemas
Sebagai manusia biasa, tentulah wartawan tetap memiliki kecemasan sendiri. Apalagi jumlah pasien positif Corona alami peningkatan setiap harinya.
Firda Junita, satu diantara wartawan Poskota.id pun demikian. Ia dirundung rasa cemas ketika masih bekerja di lapangan.
Setiap hari ia berharap selalu sehat dan bisa bekerja dari rumah atau WFH.
"Jujur aja, cemas pasti iya. Bahkan panik pun iya. Apalagi kita terhubung sama semua orang. Jadi bukan dari kalangan pejabat aja tapi pemberitaan menyeluruh ke semua segmen. Makanya cemas dan was-was," ujarnya kepada TribunJakarta.com, Rabu (25/3/2020).
Tak sampai di situ, ia pun menuturkan sempat berkeinginan melakukan swab test untuk mengetahui apakah dirinya terinfeksi Covid-19 atau bukan.
"Nah waktu pulang liputan, saya sakit. Mulai batuk-batuk dan sempat demam. Di situ kayak mikir pengin tes pengin cek, karena kan ada yang positif tanpa gejala. Di situ kayak sudah kalut. Di satu sisi kita harus tetap memberitakan tapi di sisi lain kita sendiri tuh cemas," lanjutnya.
Kendati demikian, Firda menuturkan saat ini ia sudah bekerja WFH sebagai kebijakan dari kantornya.
"Alhamdulillah sekarang jauh lebih tenang dari dulu. Tapi kita tetap berupaya sampaikan informasi yang valid buat masyarakat," ungkapnya.
• Ilmuan China Ungkap Virus Corona Bisa Hilang pada Bulan Juni, Namun Semua Negara Harus Lakukan Ini
Kurangi baca berita hoax
Sejumlah tantangan memang kerap hadir selama wartawan bekerja.
Di kala mereka berupaya menyampaikan informasi yang valid, rupanya ada sejumlah oknum yang memanfaatkan momen untuk menyampaikan berita hoax atau berita bohong.
Bukan hanya netizen dan masyarakat saja yang kesal akan hal tersebut, wartawan pun demikian.
Ilham, Stringer Metro TV di Jakarta Timur mengatakan banyak menerima berita hoax semenjak pandemik Corona.
Sejumlah rekannya pun banyak yang bertanya padanya perihal kebenaran berita tersebut.
"Sebenarnya males juga kalau dapat berita hoax yang biasanya lewat broadcast. Tapi kita kan dituntut untuk tangkal berita tersebut. Jadi paling saya kasih tahu untuk cari informasi pada sumber terpercaya ketika ada yang tanya. Bahkan saya berikan link resmi kalau memang ada," katanya.
Senada dengan Ilham, Firda pun demikian. Berita hoax yang kerap di dengarnya semakin membuat dirinya dirundung rasa panik.
Rasa panik tersebut terkadang mengalahkan rasa kesalnya karena ulah oknum yang tak bertanggung jawab.
"Pas pertama-tama wabah ini merebak itu banyak hoax. Sekarang pun sama. Makanya kalau ada berita hoax yang bikin saya panik, saya menghindari. Saya juga manusia biasa, saya memilih menghindari membaca berita negatif. Apalagi sekarang kalau batuk dikit kita dibilang Corona, ya sekalipun konotasinya bercanda tapi tetap bikin panik," katanya.
• Ojol Sindir Influencer di Tengah Wabah Corona: Kami Butuh Wujud dari Simpati Kalian
Sering lupa social distancing
Satu diantara social disatancing ialah perihal menjaga jarak minimal satu meter.
Meskipun mengetahui hal tersebut, terkadang keadaan di lapangan tak bisa diperkirakan.
Sebagai contoh ialah saat melakukan wawancara kepada narasumber di lapangan.
Ketika melakukan wawancara tentulah sulit untuk mengupayakan jarak antara wartawan satu dengan wartawan lainnya.
"Nah ini sih yang parah di luar kecemasan. Ketika kita di lapangan pas lagi wawancara itu kan banyak wartawan juga yang masih kerja di lapangan. Semuanya tentu mau gambar yang bagus. Di situlah kita sering lupa soal social distancing," kata Ilham.
"Sekalipun ingat, kita akan sulit mengatur jarak karena begitu wawancara tak mungkin kita berjarak satu meter," lanjutnya.
Kendati demikian, Ilham mengatakan para wartawan di lapangan sudah membekali diri mereka dengan peralatan pencegahan Covid-19.
"Bagusnya, kita di lapangan banyak yang sudah membawa hand sanitizer dan memakai masker. Jadi kalau habis kondisi begitu, paling tidak kita gunakan hand sanitizer tersebut. Saya juga banyak tanya ternyata wartawan di lapangan juga bawa vitamin C," jelasnya.
• Ribuan Karyawan Demo Pabrik Pakaian Dalam di Magetan, Potong Gaji 50 Persen karena Corona
Kebanggan tersendiri
Di balik tantangan dan rintangan, tentulah ada hal baik selama bekerja di lapangan.
Menurut, kontri MNC TV Jakarta Timur Rio Manik, masih berada di lapangan saat ini membawa kebanggan tersendiri untuk dirinya.
Di kala yang lainnya hanya WFH, ia terjun langsung ke lapangan untuk memberitakan.
"Tapi kebanggaan bisa kerja diluar sementara yang lain kerja dari rumah. Karena kita yang langsung berhadapan dengan suasana kerja diwabah Corona," ungkapnya.
Kendati demikian, Rio tetap melakukan upaya pencegahan. Sebab sehat adalah hal yang berharga.
Selain memakai masker, minum vitamin dan sedia hand sanitizer, Rio memilih untuk stand by dari rumahnya ketika suasana sedang landai.
"Sekarang sering-sering balik ke rumah alias stand by dari rumah. Pas ada taruna langsung ngejar dari rumah. Biasanya kan nongkrong bareng teman-teman sambil nunggu taruna (kejadian). Jadi sebisa mungkin jangan keluar kalau enggak ada berita atau flotingan kantor," tandasnya.
(Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Para Jurnalis yang Masih Bekerja di Lapangan Saat Wabah Corona Melanda