Sejarah Pemutih Baju untuk Disinfektan, Kini Diburu Warga sebagai Cara Usir Virus Corona
Menggunakan disinfektan menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan Virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.
TRIBUNPAPUA.COM - Menggunakan disinfektan menjadi salah satu cara untuk mencegah penularan Virus Corona (SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.
Dengan kandungan bahan aktif pembunuh kuman di beberapa produk rumah tangga, Anda bisa membuat disinfektan sendiri dengan melarutkan produk menggunakan air.
Salah satu produk rumah tangga yang bisa digunakan sebagai disinfektan adalah pemutih pakaian (bleach).
Sejarah pemutih pakaian
Aktivitas memutihkan pakaian telah dikenal oleh bangsa Mesir pada 5.000 SM. Dua ribu tahun kemudian, aktivitas memutihkan pakaian dilakukan oleh orang Eropa menggunakan abu dari kayu yang dicampur menggunakan air.
Pada tahun 1.000-1.200 masehi, orang Belanda menjadi pakar dalam hal mencuci pakaian. Mereka mencampurkan susu basi dalam larutan abu kayu tersebut.
Namun, proses memutihkan pakaian pada masa itu butuh waktu lama yaitu lebih dari 12 jam.
• Miliki 519 Kasus Corona, India Lockdown Total 1,3 Miliar Warganya dalam Tiga Pekan
Pada 1772, ahli kimia kelahiran Jerman Karl Wilhelm Scheele adalah orang pertama yang menemukan klorin (chlorine), yang menjadi bahan utama pemutih pakaian dalam produk rumah tangga modern.
Dua puluh tahun kemudian, ilmuwan Perancis bernama Claude Louis Berthollet menemukan bahwa klorin yang dicampur dengan kalium karbonat menjadi pemutih baju yang sangat ampuh.
Sampai akhirnya pada 1897, Sears Roebuck & Co menjadi perusahaan pertama yang memasarkan pemutih pakaian.