Virus Corona
Peneliti Ungkap Dampak Virus Corona Terhadap Syaraf Manusia: Ada yang Stroke dan Kejang
Covid-19 atau Virus Corona merupakan penyakit baru yang hingga saat ini belum dipahami sepenuhnya oleh para ahli.
Pasien yang menderita ensefalopati dan gejala bingung atau tidak koheren cenderung mengalami kejang, dan harus menerima pengobatan sesegera mungkin.
Namun, menurut ahli saraf di N.Y.U. Langone Health, Dr. Jennifer Frontera, kejang dapat bermanifestasi dengan cara yang lebih halus, tidak selalu ditunjukkan dengan perilaku yang dramatis seperti digambarkan dalam film atau acara televisi.
"Kejang tidak selalu membuat orang jatuh dan bergetar di tanah," kata Frontera.
• Sejak Pandemi Virus Corona, Angka Kriminalitas di Papua Menurun 50 Persen
"Beberapa penderita bisa saja seperti membelok, tidak memperhatikan, membuat gerakan yang tidak bertujuan berulang, atau hanya mengalami perubahan status mental ketika tidak sendirian."
Tetapi bahkan jika kejang tidak teramati, orang yang sakit harus waspada terhadap potensi gejala mental.
Frontera mengatakan, ketika merasa demam dan sakit kita memang merasa tubuh kita tidak nyaman, namun kita harus tetap bisa berinteraksi secara normal.
"Kita harus tetap dalam keadaan bisa menjawab rangkaian pertanyaan dan berkomunikasi secara normal," ungkapnya.
(Kompas.com/ Nabilla Tashandra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebagian Pasien Covid-19 Juga Mengalami Gangguan Saraf"