Virus Corona
4 Strategi Korea Selatan Sukses Tangani Corona Tanpa Lockdown, Bisakah Diterapkan di Indonesia?
Ketika berbicara mengenai negara-negara yang berhasil menangani wabah Virus Corona atau Covid-19, Korea Selatan tak akan pernah ketinggalan.
Luar biasanya, Korea Selatan hanya menggunakan PCR dengan sampel yang diambil secara swab, bukan rapid test seperti di Indonesia, karena PCR dinilai jauh lebih akurat dalam mengidentifikasikan infeksi.
Untuk meningkatkan kecepatan dan kenyamanan tes PCR, Korea Selatan mengadakan pengetesan drive through di mana seseorang diambil sampelnya dalam keadaan masih di dalam mobil.
Seluruh proses pengambilan sampel secara drive through hanya butuh waktu kurang dari 10 menit.
Keunggulan lainnya dari tes drive through adalah lokasinya tidak perlu didisinfeksi setiap saat.
• 4.811 Pasien Corona di Korea Selatan Sembuh, Guru Besar UI Minta Indonesia untuk Mencontoh Caranya
2. Pelacakan yang menyeluruh dan sigap
Dalam melakukan pelacakan kontak, Korea Selatan mengandalkan teknologi, seperti sejarah transaksi kartu kredit, rekaman CCTV, aplikasi dan GPS.
Informasi yang relevan, seperti riwayat perjalanan orang yang terinfeksi, kemudian dibuka ke publik lewat pengumuman via pesan singkat, aplikasi dan secara online agar orang yang berkontak bisa menjalani pengetesan.
Baca juga: Atasi Virus Corona, Ini Pelajaran dari Strategi di Italia hingga China
3. Perawatan pasien
Kim berkata bahwa pemerintah Korea Selatan menyadari bahwa pasien Covid-19 bisa tidak bergejala (asimptomatik).
Oleh sebab itu, deteksi dini dan perawatan intensive seawal mungkin menjadi kunci penting dalam upaya penanganan wabah.
Setelah terdeteksi, pasien dibagi menjadi empat tergantung gejalanya: ringan, menengah dan sangat parah.
Pasien dengan gejala ringan diakomodasi di 139 pusat perawatan yang mirip asrama, sementara pasien bergejala menengah ke atas dirawat di 69 rumah sakit khusus Covid-19.
4. Melibatkan publik secara aktif
Kim berkata bahwa transparansi pemerintah dan kepercayaan publik yang tinggi sangat menentukan keberhasilan upaya pencegahan, seperti social distancing.