Virus Corona
Diungkap Polisi, Ternyata Provokator Penolakan Jasad Perawat Positif Corona adalah Tokoh Masyarakat
Tiga orang provokator yang ditangkap aparat kepolisian terkait penolakan pemakaman jenazah seorang perawat yang meninggal karena positif Virus Corona.
Ketua DPW PPNI Jateng Edy Wuryanto mengatakan, kejadian penolakan tersebut tidak akan terjadi kalau tidak ada provokator.
• Galang Dana Lawan Corona, Todd Rivaldo Ferre Lelang Sepatu yang Ia Pakai saat Cetak Hattrick
"Itu nanti mau masuk delik aduan atau gimana, biar ahli hukum yang menentukan. Kami hanya mengumpulkan bukti dan segala yang diperlukan, lalu kami ambil langkah selanjutnya," katanya di KAntor DPW PPNI Jateng, Jumat (10/4/2020).
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan bahwa pengurusan jenazah pasien Covid-19 sudah dilakukan sesuai prosedur penanganan yang aman baik dari segi agama maupun medis.
Mulai dari penyucian secara syar'i kemudian dibungkus kantong plastik yang tidak tembus air hingga dimasukkan peti.
Seperti yang sudah ditegaskan para ahli kesehatan, sambung Ganjar, ketika jenazah itu dikubur, secara otomatis virusnya akan mati karena inangnya juga mati.
"Saya tegaskan sekali lagi kalau jenazah itu sudah dikubur virusnya ikut mati di dalam tanah. Tidak bisa keluar kemudian menjangkiti warga," tegasnya Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020).
(Kompas.com/ Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor Teuku Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "3 Terduga Provokator yang Ditangkap karena Tolak Pemakaman Jenazah Perawat Merupakan Tokoh Masyarakat Setempat"