Virus Corona
Kirim Surat, BEM SI Minta Jokowi Utamakan Rakyat saat Wabah Corona: Jika Tidak, Kami Siap Bergerak
Pandemi Virus Corona di Indonesia yang semakin meningkat jumlah pasiennya menjadi sorotan BEM SI.
TRIBUNPAPUA.COM - Pandemi Virus Corona di Indonesia yang semakin meningkat jumlah pasiennya menjadi sorotan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI).
Oleh karena itu, BEM SI mengirimkan surat pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta keselamatan rakyat diutamakan.
Dikutip dari Kompas.com, para mahasiswa mengatakan akan bergerak jika hal tersebut tak dilakukan Jokowi.
Diketahui, surat itu ditandatangani Koordinator Pusat Aliansi BEM Seluruh Indonesia Remy Hastian Putra Muhammad Puhi.
"Jika keselamatan nyawa rakyat tidak diutamakan kami siap bergerak bersama rakyat dan membersamai rakyat," tulis BEM SI dalam surat terbuka itu.
Mereka pun meminta pemerintah memberikan informasi secara terbuka kepada masyarakt.
Hal itu berguna agar masyarakat memahami secara penuh bahwasannya kondisi negara dalam keadaan bencana nasional.
Para mahasiswa juga meminta pemerintah mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan tenaga medis dengan sebaik-baiknya.
• Viral Video Pria di Bogor Mengamuk Tak Terima Diingatkan Pakai Masker, Tantang Warga Berkelahi
Sebabnya saat ini para tenaga medis merupakan pasukan utama di garda terdepan dalam melawan Covid-19.
Mereka pun meminta pemerintah mengeluarkan kebijakan yang lebih tegas dalam menangani Covid-19.
Menurut mereka, Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2020 kurang tegas dalam menangani Covid-19.
Mereka menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang didasari PP No. 21 Tahun 2020 tak cukup untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.
Sebab, PSBB kurang bisa memutus pergerakan orang dari Jabodetabek selaku episentrum Covid-19 ke daerah lain.
"Kami rasa, pemerintah membuat kebijakan ini didasari pemerintah tidak mempunyai biaya yang mencukupi untuk membiayai bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat secara luas."
"Tidak dipungkiri, narasi setelah dari pemberlakuan PSBB jika dirasa tak efektif dan efisien," lanjut BEM SI melalui surat tersebut.