Virus Corona
Tim Medis Papua Ketakutan soal Outbreak Covid-19, Hasil Tes 2 Minggu hingga Hanya 1 Dokter Paru-Paru
Tenaga medis di Provinsi Papua khawatirkan outbreak atau ledakan pandemi Covid-19 karena pengujian hasil tes Covid-19 masih berjalan lambat.
"Sudah ada alatnya tapi perlu di-install dan perlu pemasangan cartridge (untuk pengetesan Covid-19)," ujar Arnoldus.
'Hanya ada satu dokter paru-paru'
Tenaga medis khawatir jika kasus Covid-19 meluas di Papua Barat, fasilitas kesehatan tidak akan mencukupi.
Dari 14 rumah sakit yang ditunjuk untuk menangani Covid-19 di Papua Barat, hanya ada tujuh ventilator yang aktif, ujar Juru bicara Gugus tugas COVID-19 Papua Barat, Arnoldus Tiniap.
Menurut data BPS, penduduk Papua Barat mencapai sekitar 900.000 orang.
Provinsi itu hanya memiliki satu orang dokter paru-paru, yakni di Teluk Bintuni.
Papua Barat kini tengah mencoba merekrut lima dokter spesialis, termasuk dua dokter paru-paru, spesialis anastesi, radiologi, dan patologi, seperti diberitakan Antara.
Dokter Tumpal Simatupang, yang berdinas di RSUD Sorong, mengatakan kasus Covid-19 di daerah itu dipegang oleh dokter penyakit dalam juga dokter THT seperti dirinya.
Ia memberi contoh, kapasitas RSUD Sorong, yang merupakan satu dari dua rumah sakit rujukan pemerintah di Papua Barat, hanya bisa menampung 15 pasien.
"Gubernur sudah ambil langkah, sudah direncanakan satu rumah sakit lapangan di sini, untuk mengantisipasi peningkatan pasien," katanya.
'Kasus sudah berkecamuk, tapi orang masih santai'
Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Provinsi Papua, Doktor Hasmi, menyarankan pemerintah Provinsi Papua Barat meningkatkan penelusuran kasus Covid-19 di masyarakat.
"Kalau mereka tidak merespons dengan baik, kasus itu di bawah sudah berkecamuk, tapi orangnya masih santai," kata Hasmi.
Ia menyarankan wilayah itu tidak bergantung pada PCR, tapi dengan melakukan pemantauan agresif pada Orang Dalam Pemantauan (ODP) bahkan orang yang tak memiliki gejala.
Mereka yang memiliki gejala harus segera dikarantina, baik mandiri maupun di rumah sakit, ujar Hasmi.