Menilik Masa Kecil Kim Jong Un, Meyakini Dirinya 'Manusia Separuh Dewa' hingga Eksekusi yang Sadis
Penulis biografi Kim Jong Un menuturkan, Pemimpin Tertinggi Korea Utara itu di masa kecilnya adalah bocah manja.
Ini dilakukan dengan harapan bahwa paparan terhadap dunia Barat akan mengubahnya menjadi seorang reformis - tetapi penulis mengatakan yang sebenarnya terjadi adalah sebaliknya.
Dia mengatakan kepada Vox: "Apa yang dia pelajari selama di Swiss adalah, jika itu bukan karena mitos dan dinasti keluarga, dia bukan siapa-siapa."
Mengetahui bahwa tanpa koneksinya dia akan menjadi "anak imigran gemuk biasa yang pergi ke sekolah dan berjuang mengerjakan PR matematika", dia memutuskan untuk "menerapkan" sistem.
Meskipun dia akan "menendang dan meludah" pada teman-teman sekolahnya karena marah dan frustrasi, Fifield mengatakan tidak ada bukti Kim menjadi psikopat - dan benar dia punya empat teman dekat.
Kim Jon Un secara rutin bermain basket sepulang sekolah, diawasi oleh paman dan bibinya yang bertindak sebagai wali.
Mereka akan mengatur kursi seperti piknik dan menghiburnya - sesuatu yang oleh teman sekelas dianggap "aneh".
Ketika ia mengambil alih kekuasaan dari ayahnya pada 2011, banyak yang mengira dinasti itu akan runtuh dalam beberapa bulan.
Namun Fifield menulis bahwa setiap langkahnya telah dihitung untuk memastikan ia tetap berkuasa.
Di bawah komando Kim Jong Un, negara itu melakukan uji coba bom hidrogen pertama yang berhasil pada 2017, dan telah mengembangkan generasi baru peretas siber.
• Apabil Kabar Kim Jong Un Meninggal Benar, Korea Utara Akan Hadapi Masalah yang Serius
Fifield percaya bahwa Kim terus berusaha terlihat seperti kakeknya, yang masih dihormati di Korea Utara, dan kekejaman Kim juga tak menutup kemungkinan memakan korban dari keluarganya sendiri.
Saudara tiri Kim Jong Nam tewas setelah diracun oleh seorang utusannya di Bandara Internasional Kuala Lumpur Malaysia pada 2017.
Sementara kematiannya dianggap secara resmi sebagai pembunuhan, itu dianggap oleh banyak orang sebagai eksekusi publik.
Meskipun tidak pernah terbukti, Kim diyakini telah memerintahkan pembunuhan itu, karena percaya bahwa saudara tirinya adalah ancaman bagi kekuasaannya.
Empat tersangka Korea Utara meninggalkan bandara, tak lama setelah pembunuhan dan meninggalkan Korea tanpa ditangkap.
Kemudian pamannya, Jang Song Thaek, yang digambarkan media Korea Utara sebagai "sampah manusia tercela, lebih buruk dari seekor anjing" kabarnya dieksekusi mati dengan diumpankan ke 120 anjing ganas pada 2014.
(Kompas.com/ Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masa Kecil Kim Jong Un: Bocah Manja yang Yakin Dirinya Manusia Setengah Dewa"