Virus Corona
Tanggapi Wacana Libur Lebaran Digabung Idul Adha pada Juli, IDI: Sangat Berisiko
IDI menyebutkan, perpindahan cuti lebaran menjadi bulan Juli masih berisiko tinggi terhadap penularan Virus Corona.
TRIBUNPAPUA.COM - Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyebutkan, perpindahan cuti lebaran menjadi bulan Juli masih berisiko tinggi terhadap penularan Virus Corona.
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan ketika dihubungi melalui Kompas TV, tayang Selasa (5/5/2020).
Seperti diketahui, sebelumnya pemerintah menyampaikan larangan mudik untuk menekan laju pertumbuhan kasus positif Virus Corona.

Dengan demikian, cuti bersama pada libur lebaran diwacanakan akan dipindah saat hari raya lainnya.
Meskipun begitu, Zubairi memprediksi pandemi Virus Corona belum benar-benar selesai pada bulan Juli mendatang.
"Amat berisiko kalau kita menunda liburan lebaran ke tanggal 31 Juli, digabung dengan Idul Adha," kata Zubairi Djoerban.
Ia menyebutkan pertimbangan cuti harus melihat grafik pertumbuhan kasus positif di Indonesia.
Menurut dia, setelah pandemi mencapai puncak masih akan ada pertambahan kasus.
Namun jumlah kasus baru semakin lama akan semakin menurun sebelum benar-benar selesai.
• Balas Prank Ferdian Paleka, Crazy Rich Surabaya Bagi-bagi Kardus Berisi Sembako dan Uang Rp 1,5 Juta
"Kita harus melihat dari hari ke hari data kita apa benar pada bulan Mei-Juni sudah mencapai puncak?" ungkap Zubairi.
"Kalaupun mencapai puncak, setelah puncak bukannya terus selesai," lanjutnya.
"Artinya pelan-pelan makin turun," jelas Zubairi.
Zubairi lalu mengungkapkan prediksinya tentang jumlah kasus positif di Indonesia.
"Artinya kalau di puncak kita perhitungkan 95-106 ribu, maka bulan Juli baru mulai turun," papar Zubairi.
Menurut dia, cuti lebaran sebaiknya dipindahkan pada akhir tahun.