SAR Dunia Geger Ada Sinyal Tanda Bahaya di Laut Bangka, 7 Jam Dicari Ternyata Ini Penyebabnya
Sinyal tanda bahaya terus-menerus diterima oleh Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas B Pangkalpinang.
"Mereka membawa 2 unit EPIRB. Selajutnya EPIRB yang lama diganti dengan EPIRB yang baru dan yang lama dibuang ke laut. Seketika itu Basarnas mendapatkan notifikasi terus-menerus mengenai distress alert," kata dia.
Bisa dijerat sanksi
Kejadian serupa ternyata juga terjadi beberapa waktu sebelumnya.
Saat itu alat berasal dari kapal kargo yang melintas menuju Australia.
Diduga mereka juga membuang alat pelontar sinyal ke laut hingga mengirimkan sinyal darurat ke Basarnas.
SAR akhirnya mengirim broadcast ke kapal-kapal yang melintas guna mengonfirmasi alat tersebut.
Terkait peristiwa-peristiwa itu, SAR meminta agar alat EPIRB digunakan secara benar.
Pelaku bisa dikenakan sanksi karena melanggar aturan.
Ada sanksi berupa denda dan penjara sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
(Kompas.com/ Kontributor Pangkalpinang, Heru Dahnur)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sinyal Tanda Bahaya di Laut Bangka Gegerkan SAR Dunia, 7 Jam Dicari Ternyata..."