ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Ditanya Refly Harun, Ganjar Pranowo Tegas Pilih Megawati daripada Jokowi: Karena Saya Kader Partai

Ganjar Pranowo sempat disuruh untuk memilih dua tokoh besar di Partai PDIP oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

(KOMPAS.com/HUMAS PEMPROV JATENG)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri acara Halaqoh Kyai Santri Tentang Pencegahan Terorisme di Hotel Grand Syahid Salatiga, Sabtu (14/9). 

TRIBUNPAPUA.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sempat disuruh untuk memilih dua tokoh besar di Partai PDIP oleh Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun.

Dua tokoh tersebut adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.

Hal itu terjadi di ketika Ganjar Pranowo melakukan video call dengan Refly Harun.

Momen Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melakukan sidak ke Bandara Ahmad Yani, Sabtu (16/5/2020).
Momen Gubernur Jateng Ganjar Pranowo melakukan sidak ke Bandara Ahmad Yani, Sabtu (16/5/2020). (youtube Ganjar Pranowo)

Reaksi KSP saat Refly Harun Sebut Pemerintah Rampas Uang Rakyat dengan BPJS: Tunjukin Dulu Bang

Dilansir TribunWow.com melalui channel YouTube Refly Harun pada Selasa (19/5/2024), Ganjar Pranowo secara tegas memilih Megawati.

"Jadi Bung Ganjar harus menjawab jujur dan pilih satu, Jokowi atau Megawati," tanya Refly.

"Megawati," jawab Ganjar tegas.

"Alasannya," tanya Refly lagi.

"Loh saya kadar partai," jawab Ganjar kemudian.

Lalu, Refly bertanya mengapa tidak memilih Jokowi.

"Tapi kan secara hierarki walaupun tidak secara langsung di bawah presiden karena ada otonomi, tapi kan gimana?" tanya Refly.

Ganjar lantas menjawab dirinya tetap akan memilih Megawati meski banyak orang yang tidak setuju padanya.

"Ya enggak, ya karena saya kader partai ini orang biasanya enggak suka, para pengamat suka."

"Sampeyan ini siapa Mas Ganjar? Petugas Partai," kata Ganjar.

Ganjar menjelaskan, dirinya hanyalah kader partai di mana partai lah yang berperan besar hingga dirinya kini menjadi seorang gubernur.

"Iya karena saya kader partai ketika saya kader partai saya sampai pada posisi ini yang ngerekomendasikan partai, ditugaskan oleh partai, diperjuangkan oleh partai kemudian saya duduk di sini," ungkap Ganjar.

Refly Harun Bicarakan soal Kabar Meninggalnya Harun Masiku: Sudah di Akhirat? Gelap Tak Ada yang Tau

Meski demikian, jika berbicara dari segi rakyat maka tentu ia memilih rakyat.

Namun, tetap saja partai yang berperan besar membawanya masuk ke panggung politik yang besar.

"Maka kemudian saya ngomong eh saya petugas partai , marah orang, 'Anda itu namanya wakilnya rakyat, Anda harus amanah rakyat, iya kalau implementasinya saya rakyat begitu'."

"Tapi ketika berangkat emang kamu ikut tanggung jawab ama saya, kamu emang kasih rekomendasi ke saya, enggak kan," ucapnya.

Ia memilih Megawati berdasarkan prosedur politik.

"Prosedur politiknya kan begitu, konstitusinya kan begitu, nah jadi kita jawabannya gitu," lanjut aja.

Jika ditanya dari segi pemerintahan tentu dirinya memilih Jokowi.

"Tapi kenapa enggak Jokowi, kalau kemudian ada alternatifnya Jokowi, ya Jokowi di dalam pemerintahan, kalau di dalam pemerintahan ya Jokowi," ungkap dia.

Lihat videonya mulai menit ke-20:32:

Beda Pandangan Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil soal Kenaikan BPJS

Kebijakan penyesuaian iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) Kesehatan menuai pro dan kontra dalam masyarakat.

Pasalnya kebijakan tersebut muncul di tengah situasi pandemi Virus Corona dan kondisi ekonomi yang sulit.

Dilansir TribunWow.com, sejumlah kepala daerah kemudian angkat bicara tentang pendapat mereka terhadap kenaikan iuran BPJS.

Viral Video Ganjar Pranowo Kesal Minta Sekda Blora Mundur: Saya Heran, Kalau Ditanya Gak Paham

Kartu BPJS Kesehatan
Kartu BPJS Kesehatan (TribunWow.com/Tiffany Marantika)

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menduga ada kekurangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Indonesia (APBN).

"Yang saya tahu memang ada defisit dari APBN, sehingga defisit ini disempurnakan melalui kenaikan BPJS," kata Ridwan Kamil, dikutip dari tayangan kanal YouTube Kompas TV, diunggah Jumat (15/5/2020).

Ridwan Kamil menuntut ada penjelasan dari pemerintah pusat tentang rincian kenaikan BPJS, termasuk alasan kebijakan tersebut.

"Dari kami meminta penjelasan lebih jelas, karena sampai hari ini memang kalau saya baca penjelasan belum komprehensif alasan kenapa naik," jelas Ridwan Kamil.

"Supaya kami di daerah tidak ada keresahan yang tidak bisa kami jawab. Kami butuh jawaban, karena tugas provinsi 50 persen adalah perwakilan pemerintah pusat di daerah," tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menanggapi berbeda keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengakui keputusan tersebut memang tidak mudah secara politis, tetapi perlu dilakukan.

"Apa yang menjadi keputusan presiden, tentunya secara politik ini tidak mudah," terang Ganjar Pranowo.

"Saya yakin sekali presiden tanda tangan itu tidak mudah, karena pasti ada kontroversi dan ada protes dari masyarakat," lanjut dia.

Rp 25 Juta Bisa Bawa Pulang Mobil Bekas BMW, Intip Sederet Mobil Bekas di Bawah 30 Juta

Meskipun begitu, Ganjar memahami BPJS memang membutuhkan tambahan dana yang besar, terutama dalam kondisi pandemi saat ini.

"Tapi kalau saya bicara pertimbangannya, tampaknya memang perlu suntikan anggaran yang cukup signifikan agar bisa meng-cover para pasien. Sekaligus menyehatkan BPJS," kata Ganjar.

"Maka tindakan yang cukup berisiko secara politik dan sangat tidak populer ini, sebaiknya presiden harus mengambil itu dan adanya reaksi juga luar biasa," lanjutnya.

Ganjar kemudian menekankan kenaikan BPJS harus seiring dengan kinerja yang lebih baik.

"Sepertinya juga, kita harus memaksa BPJS harus jauh lebih profesional," ungkap Ganjar Pranowo.

Ia meminta BPJS Kesehatan perlu mengubah diri dan dikelola secara lebih profesional lagi.

Kepala daerah lainnya, yakni Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo menyoroti kenaikan iuran BPJS yang akan dimulai pada 2021.

"Ini juga harus diluruskan dulu, mana yang mau dipakai?" tanya FX Hadi Rudyatmo.

Ia kemudian menyinggung situasi ekonomi yang tengah sulit karena pandemi Virus Corona.

"Cuma kalau dalam posisi kondisi kayak begini menaikkan BPJS, menurut saya kurang tepat, tidak pas," kata Rudy.

"Masyarakat baru banyak yang di-PHK, banyak yang dirumahkan," jelas dia.

Selain itu Plt Wali Kota Blitar Santoso menyebutkan berupaya meringankan beban ekonomi masyarakat di daerahnya.

"Pemerintah Kota Blitar sampai mengambil kebebasan sebagian warga kita yang menempati di rusunawa," papar Santoso.

"Kita bebaskan selama tiga bulan tidak menarik iuran, karena kondisinya memang tidak mampu," lanjutnya.

Selain itu, ia juga membebaskan pajak bagi para pemilik usaha rumah makan.

Santoso menilai kenaikan BPJS saat ini tidak tepat waktu.

"Apalagi kalau nanti dinaikkan iuran BPJS, jelas mereka menjadi terpukul kembali," kata Santoso.

"Makanya saya sepakat itu ditangguhkan, diundur dulu sampai kondisi masyarakat minimal sudah mulai bisa beraktivitas," tegasnya.

Lihat videonya mulai dari awal:

(TribunWow.com/Mariah Gipty/Brigitta Winasis)

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved