ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Korea Utara Siap Distribusikan 12 Juta Selebaran Anti-Korea Selatan: Pembalasan Sudah Dekat

Senin (22/6/2020) Korea Utara mengatakan ribuan balon dan jutaan selebaran anti-Korea Selatan sudah siap disebar.

Korean Central News Agency/Korea News Service
Foto yang disediakan oleh pemerintah Korea Utara menunjukkan kantor penghubung antar-Korea yang diledakkan Korea Utara pada Selasa (16/6/2020). 

TRIBUNPAPUA.COM - Senin (22/6/2020) Korea Utara mengatakan ribuan balon dan jutaan selebaran anti-Korea Selatan sudah siap disebar.

Dilansir dari AFP, Korut menuturkan langkah itu adalah "hukuman pembalasan" bagi Korsel.

Keterangan ini juga diumumkan dalam sebuah laporan media pemerintah Korut, yang muncul sehari setelah negara pimpinan Kim Jong Un itu mengatakan siap menyerang balik Korsel dengan menyebar selebaran anti-Seoul.

Korut melakukannya usai pembelot yang berbasis di Korsel mengirim selebaran anti-Pyongyang ke perbatasan kedua negara.

Isi selebaran dari para pembelot mengkritik Kim Jong Un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

Pesan-pesan tersebut biasanya dimasukkan ke dalam balon atau botol yang diapungkan di laut.

Para analis mengatakan, Korut telah melakukan serangkaian provokasi secara bertahap, yang bertujuan memaksa konsesi dari Seoul dan Washington.

Perselisihan Meruncing, Korea Utara Ledakkan Kantor Penghubung dengan Korea Selatan di Kaesong

"Persiapan distribusi selebaran terbesar melawan musuh hampir selesai," tulis media pemerintah Korut KCNA.

"Lembaga penerbitan dan percetakan semua tingkatan di ibu kota telah menghasilkan 12 juta selebaran yang mencerminkan kemarahan serta kebencian orang-orang dari semua lapisan masyarakat," lanjutnya.

KCNA menambahkan, lebih dari "3.000 balon berbagai jenis juga telah disiapkan untuk menyebarkan selebaran jauh ke dalam Korea Selatan" bersama sarana distribusi lainnya.

Pelonggaran sanksi

Hubungan antar-Korea telah memanas dalam beberapa bulan terakhir, usai tidak tercapainya kesepakatan di KTT Hanoi antara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump awal tahun lalu.

KTT itu gagal menghasilkan kesepakatan, yang diharapkan Korut dapat memberikan ganti pelonggaran sanksi.

Korut yang merupakan negara bersenjata nuklir, menjadi sasaran banyak sanksi dari Dewan Keamanan PBB atas melanggar larangan program persenjataan.

Presiden Korsel Moon Jae-in awalnya menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, tetapi Korut sekarang menyalahkannya karena tidak membujuk AS melonggarkan sanksi.

"Hanya ketika mengalami betapa sakitnya dan jengkelnya membuang selebaran dan sampah, Korsel akan menghilangkan kebiasaan buruknya," tulis KCNA.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved