ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Siswa Belajar Online di Kebun yang Jadi Sarang Ular: Was-was, tapi Mau Beli Kuota Gak Ada Uang

Empat pelajar asal Bandar Lampung harus berusaha keras mengikuti sekolah online karena tak mampu membeli kuota.

Tribunlampung.co.id/Deni Saputra
Terlihat Ali (15), Firnando (15), Rezi (12) dan Faiz (12) nekat masuk sarang ular demi bisa mengikuti pembelajaran dari rumah dengan menumpang wifi gratis milik tetangga. 

Tak jarang ular tersebut ditangkap sendirian oleh Firnando.

"Gak takut, kadang lagi mau ngirim tugas ada biawak. Pernah juga ada ular sanca tiba-tiba nongol," kata Firnando.

Orang tua Rezi, Eni Murya Sari (38), mengaku prihatin dengan kondisi anaknya.

Dirinya was-was saat anaknya masuk ke dalam kebun pisang demi menyambung internet.

Karena keadaan ekonomi keluarga yang tak memungkinkan, Erni hanya bisa memantau dari kejauhan.

"Sebenarnya was-was karena di sini sarang ular, tapi mau gimana lagi, mau beli kuota kita gak ada uang," kata Eni.

Karena itu, setiap anaknya berburu WiFi di kebun belakang rumah, Eni memastikan tidak terjadi apa-apa terhadap anaknya.

"Sebentar, sebentar pasti saya panggil. Namanya ibu sama anak pasti cemas, tapi mereka ya biasa saja, gak takut gitu," katanya.

Menurut Eni, sistem belajar daring sangat memberatkan, karena harus menambah pengeluaran selain untuk membeli kebutuhan pokok.

Ia merinci, untuk anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar ini, bisa menghabiskan uang Rp 200 ribu sebulan, hanya untuk beli kuota internet.

"Mending belajar di sekolah saja, dengan uang segitu sudah bisa beli kebutuhan sehari-hari buat sebulan," keluh Eni.

(Tribunlampung.co.id/Muhammad Joviter)

Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Masuk Sarang Ular Demi Belajar Daring, Cerita 4 Pelajar di Bandar Lampung Tak Mampu Beli Kuota

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved