ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Asal-usul Anjing Bernyanyi Papua yang Paling Primitif, Sensitif Terhadap Cahaya Bulan Purnama

Sebuah foto anjing bernyanyi di Papua atau Papuan singing dog viral di media sosial beberapa pekan terakhir.

(Dok Balai TN Lorentz)
Seekor Papua Singing Dog yang berhasil didokumentasikan tim Balai TN Lorentz di sekitar Danau Habema, Kabupaten Jayawijaya, Papua, pada ketinggian 3.200 MDPL di 2013 

"Sampai sejauh ini belum diadakan kajian lebih mendetail untuk mengetahui jumlah populasi dan dari jenis ini pun belum pernah dilakukan kajian secara genetik untuk mengklasifikasikan nama spesiesnya itu apa," kata Anis saat dihubungi lewat sambungan telepon.

Berdasarkan strategi pengelolaan satwa dilindungi, anjing bernyanyi Papua belum masuk kategori spesies prioritas di Taman Nasional Lorentz.

"Kami masih terbatas pada tiga spesies, yaitu kangguru pohon, cenderawasih dan kura-kura moncong babi," kata dia.

Viral Video Seorang Penumpang Diusir dari Pesawat karena Masker, Begini Respons Penumpang Lainnya

Tersebar di dua wilayah adat

Berdasarkan hasil dokumentasi Balai Taman Nasional Lorentz dan masyarakat, populasi singing dog menyebar di dua wilayah adat, yakni Megapo dan Lapago.

Kedua wilayah adat tersebut berada di dataran tinggi dan sebagian besar masuk di kawasan Taman Nasional Lorentz.

"Kalau yang warna hitam dan dadanya putih itu teman-teman ambil gambarnya di wilayah Kaki Gunung Trikora di sekitar Danau Habema (Kabupaten Jayawijaya), kemudian ada warna coklat itu umumnya ditemukan di dekat Cartenz," kata Anis.

Anis mengatakan, anjing itu dianggap sakral bagi masyarakat yang berada di wilayah Mepago.

"Tepat sekali, dari suku Moni dan beberapa suku pegunungan menganggap ini hewan sakral, tapi dengan perkembangan zaman dan pergeseran budaya yang kadang menjadi ancaman tergadap spesies-spesies yang secara kearifan lokal sebenarnya disakralkan," tutur Anis.

Kesakralan satwa tersebut, menurut dia, juga terbukti dengan tidak mudahnya orang menemui dan mendokumentasikan anjing tersebut.

(Kontributor Jayapura, Dhias Suwandi)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Anjing Bernyanyi Papua Disebut Paling Primitif, Sensitif Terhadap Cahaya Bulan Purnama"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved