Cerita Jonathan Jual Pempek demi Bisa Belajar Online: Dapat Rp 40 Ribu Buat Beli Kuota Internet
Murid sekolah ini berjualan pempek untuk membeli kuota internet setiap hari saat kegiatan belajar daringnya terputus.
Mengganti pakaian, menaruh ponsel dan alat tulis serta mengambil masker.
“Mau jualan pempek dulu, Om, buat beli kuota,” kata Jonathan.
Krisis ekonomi di masa pandemi menghampiri keluarga Jonathan, terlebih setelah sekolah meniadakan pembelajaran tatap muka.
Pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri bagi Jonathan.
• Dikira Mau Laporan, Anak-anak Ini Ternyata Izin Numpang Pakai Wifi Kantor Polisi untuk Belajar
Alokasi uang untuk pembelian kuota internet tidak ada.
Perekonomian keluarga kini hanya ditopang oleh ibunya yang mendapat upah Rp 300.000 per bulan.
Untuk menyiasati pengeluaran tersebut, Jonathan memutuskan untuk berjualan pempek keliling kampung dan pasar yang ada di dekat rumah.
Sekadar membeli paket internet termurah agar tetap bisa belajar daring.
“Hapenya pake punya Bapak, saya yang isi kuotanya, yang murah-murah aja, Om,” kata Jonathan.
Jonathan mengambil pempek, timus dan combro dari kampung sebelah.
Per biji dia menjual seharga Rp 1.000. Dari Rp 1.000 itu, Jonathan mendapatkan upah Rp 200 per biji.
• Perjuangan Siswa di Bulukumba Belajar Online, Jalan Kaki Daki Bukit dan Seberangi Sungai demi Sinyal
“Sekali ngambil biasanya 200 biji. Kalau laku semua dapat Rp 40.000. Itu buat beli kuota internet sama sisanya ditabung, saya mau beli HP sendiri,” kata Jonathan.
Jonathan berharap pandemi corona segera berakhir.
Dia tidak betah belajar dari rumah dengan sistem daring itu.
“Lebih enak belajar di sekolah, kalau kayak gini (belajar daring) susah, ngabisin uang juga buat beli kuota,” kata Jonathan.
(Kompas.com/Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita Jonathan Belajar Online, Jual Pempek demi Beli Kuota Internet