ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Terus Timbulkan Gejolak Keamanan di Papua, Apa Itu KKB dan Bagaimana Sepak Terjang Mereka?

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus menebar teror di Papua. Lalu sebenarnya apa itu KKB di Papua?

Istimewa
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) 

TRIBUNPAPUA.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terus menebar teror di Papua.

Dalam sebulan terakhir, ada 7 kontak senjata antara KKB dengan TNI-Polri.

Konflik bersenjata antara TNI-Polri dengan KKB juga membuat sempat membuat kondisi di Intan Jaya siaga satu beberapa waktu lalu.

Lalu Sebenarnya Apa Itu KKB di Papua?

KKB adalah sebutan penegak hukum Indonesia untuk kelompok militan yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).

Kendati demikian, tokoh masyarakat Papua, Michael Menufandu, mengatakan ada perbedaan antara KKB dengan Kelompok Separatis Bersenjata (KSB).

"KKB itu istilah yang dipakai oleh polisi supaya bisa anggap ini kejadian kriminal, jadi pakai KKB," kata Menufandu, pada 2018, dilansir dari Warta Kota.

Sedangkan istilah KSB sering kali digunakan oleh TNI.

"Kalau disebut separatis itu berarti harus (dihadapi secara) militer," ujarnya.

Baca juga: KKB Klaim Anggotanya yang Tewas Ditembak Aparat Berusia 17 Tahun, Polisi Membantah: Mereka Dewasa

Hal yang sama juga pernah diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko.

Pada tahun 2019, mantan panglima TNI itu menilai sebaiknya pemerintah memberi label tidak hanya sekedar kelompok kriminal bersenjata melainkan sebagai kelompok sepratis.

Menurut Moeldoko, label itu akan menentukan kekuatan yang diterjunkan untuk menangani para pelaku.

"Saya sering menyampaikan perlunya mengevaluasi nama itu, kelompok kriminal bersenjata. Pertanyaannya, benar enggak mereka kelompok kriminal? Kalau saya mengatakan, tegas saja, mereka memang kelompok separatis," ujar Moeldoko, pada 2019, seperti dikutip dari Kompas.com.

"Kalau kelompok separatis kan berarti operasi (penumpasan pelaku) ditingkatkan," lanjut dia.

Moeldoko menambahkan, TNI sudah mengetahui persis kekuatan mereka di Papua. TNI juga sudah memiliki peta pergerakan mereka.

Namun lantaran mereka masih dianggap kelompok kriminal bersenjata, TNI tidak bisa berbuat banyak.

Menurutnya, kondisi demikian justru merugikan institusi TNI sendiri.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat ditemui di sela-sela acara halalbihalal, di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat ditemui di sela-sela acara halalbihalal, di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/6/2018). ((KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO))

Baca juga: KKB Unggah Foto Rekannya yang Tewas di Medsos, Aparat: Motifnya Selalu Begitu

"Kalau terus-terusan mereka ini dianggapnya kelompok kriminal, nanti TNI terus-terusan jadi santapan kekuatan mereka. Ya bagaimana? TNI melihat ada kekuatan, tapi enggak bisa di depan, harus polisi yang di depan," ujar Moeldoko.

"Karena kalau disebut kelompok kriminal bersenjata, ya sama saja. Apa bedanya dengan kelompok kriminal di Tanah Abang misalnya? Hal-hal inilah yang perlu kita pikirkan lebih jauh lagi," lanjut dia.

Ketika ditanya apa sebenarnya kendala pemerintah dalam menetapkan para pelaku sebagai kelompok separatis, Moeldoko mengatakan, salah satunya adalah hubungan luar negeri.

Ia tak menjelaskan secara rinci jawabannya tersebut.

Namun, ia berpendapat, kendala-kendala itu harusnya ditembus demi menyelesaikan jatuhnya korban putra terbaik TNI.

"Harus ada sikap baru yang perlu dikonsultasikan lagi lebih jauh ya. Pasti itu akan melibatkan Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Koordinator Polhukam dan lain-lain," lanjut dia.

Baca juga: Lihat 6 Anggota KKB di Seberang Sungai, Prajurit TNI Baku Tembak 30 Menit di Area PT Freeport

Deretan Panjang Kontak Senjata TNI-Polri Vs KKB

Berikut daftar panjang ketegangan TNI-Polri vs KKB di Papua sejak 2020-Februari 2021:

  1. Brimob vs KKB di Nduga pada 11 Januari 2020.
  2. TNI-Polri vs KKB di Intan Jaya 18 Februari 2020. Satu KKB tewas.
  3. Ketegangan di Nduga pada 26 Februari 2020. KKB pimpinan Egianus Kogoya menyerang pos TNI di Kampung Koteka, Distrik Kenyam, Nduga. Satu warga sipil tewas.
  4. Kontak senjata Brimob vs KKB pimpinan Gusbi Waker di Distrik Tembagapura, Mimika pada 28 Februari 2020. Satu Brimob meninggal dunia.
  5. KKB Tembaki Mobil TNI di Kabupaten Keerom pada 29 Februari 2020.
  6. Kontak senjata KKB vs TNI di Tembagapura yang tewaskan 4 KKB pada 15 Maret 2020.
  7. Kontak Senjata di Trans-Nabire pada 9 April 2020. Dua KKB tewas.
  8. Kontak senjata KKB vs TNI-Polri di Tembagapura, Mimika yang Tewaskan Sinper KKB pada 10 April 2020.
  9. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di area PT Freeport pada 24 April 2020.
  10. KKB tewaskan anggota TNI di Intan Jaya pada 17 September 2020. Dua hari berselang, Pratu Dwi Akbar Utomo meninggal dunia usai terlibat kontak tembak dengan KKB.
  11. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di depan Kantor Bupati Intan Jaya dan Pasar Sugapa pada 23 September 2020.
  12. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Distrik Sugapa, Intan Jaya pada 25 September 2020.
  13. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB pimpinan Lamek Taplo di Pegunungan Bintang pada 20 Oktober 2020.
  14. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Distrik Titigi, Intan Jaya pada 6 November 2020. Satu personel TNI bernama Pratu Firdaus meninggal dunia.
  15. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Nduga pada 26 November 2020.
  16. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Intan Jaya pada 10 Januari 2021. Dua TNI meninggal dunia.
  17. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Intan Jaya pada 4 Februari 2021. Satu KKB tewas.
  18. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Ilaga pada 10 Februari 2021.
  19. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Ilaga pada 13 Februari 2021.
  20. Kontak senjata TNI-Polri vs KKB di Intan Jaya pada 15 Februari 2021. Seorang anggota Satgas Raider 400 bernama Prada Ginanjar gugur dalam kontak senjata tersebut.
  21. Baku tembak KKB dengan Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU pada 19 Februari 2021 di Bandara Amenggaru, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak. Satu anggota KKB tewas tertembak.
  22. Baku tembak TNI-Polri vs KKB di Distrik Hitadipa, Intan Jaya pada 28 Februari 2021. Satu anggota KKB tewas.
  23. Baku tembak TNI-Polri vs KKB di wilayah PT Freeport Indonesia di Mimika pada 28 Februari 2021. Kontak senjata terjadi selama 30 menit.

Baca juga: Fakta Kasus Oknum Polisi dan TNI Jual Senjata ke KKB, Tersangka Pakai Trik saat Latihan Menembak

Teror KKB ke Warga dan Pemimpin Daerah

Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni mengatakan roda pemerintahan di wilayahnya tak berjalan karena adanya teror KKB.

Ia menyebut para ASN kerap didatangi anggota KKB yang meminta bantuan dan harus dipenuhi.

"Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman. (KKB) minta bantuan uang atau makanan, kalau tidak dikasih (KKB) malam-malam walau dingin dan hujan mereka bisa menuju ke rumah dengan senjata lengkap," papar Natalis, seperti dikutip dari Kompas.com.

KKB, sambung Natalis, tanpa ragu melakukan tindak kekerasan bersenjata kepada siapa saja yang menolak memberikan bantuan yang diminta.

"Kalau tidak dikasih mereka eksekusi. Buktinya ada dua warga ditembak karena dianggap dekat dengan aparat. Jadi kalau tidak kasih karena kebetulan tidak ada, lalu dibilang kamu merah putih, jadi kita juga disiksa," kata dia.

KKB juga disebut sering meminta dana desa ke kepala desa atau kampung.

Natalis mengatakan, para KKB itu menggunakan senjata api saat mengintimidasi masyarakat dan kepala desa.

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara mengaku beberapa kali mendapat laporan mengenai perampasan dana desa oleh KKB.

Menurutnya, KKB memakai dana rampasan itu untuk membeli senjata api.

Aparat keamanan juga belum bisa memberi bantuan untuk mencegah perbuatan KKB tersebut.

Lokasi desa dan akses yang tak bisa dilalui kendaraan bermotor menjadi penyebab utama aparat keamanan tak bisa mengawal para kades yang baru saja mengambil dana.

Baca juga: Fakta KKB Masuk Landasan Pacu Serang Anggota TNI AU, Terjadi Baku Tembak hingga 2,5 Jam

Oknum TNI-Polri Jual Senjata dan Amunisi ke KKB

Dua oknum polisi dan satu oknum TNI terlibat penjualan senjata dan amunisi hingga ke tangan KKB.

Kasus tersebut terbongkar setelah anggota Polres Bentuni, Papua Barat, menangkap seorang warga berinsial J, pada Rabu (10/2/2021).

Dari penangkapan itu Kapolda Maluku langsung meminta jajarannya menyidiki kasus tersebut dan akhirnya berhasil mengungkap para pelaku yang terlibat dalam bisnis tersebut. 

Mereka yang ditangkap yaitu dua anggota polisi berinisial SHP dan MRA, seorang prajurit TNI kesatuan Yonif 733 Masariku, Kodam XVI Pattimura berinisial MS berpangkat Praka.

Adapun SHP dan MRA menjual senjata api ke J. J kemudian menjual senjata itu ke KKB di Papua.

Sedangkan Praka MS menjual ratusan amunisi ke warga sipil berinisial AT. Selanjutnya, AT menjual kembali amunisi itu kepada J.

(TribunPapua/Kompas.com)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Moeldoko: Kalau Disebut Kelompok Kriminal Bersenjata, Apa Bedanya dengan yang di Tanah Abang?; Daftar Panjang Kontak Senjata TNI-Polri Vs KKB di Papua, Mayoritas di Intan Jaya dan Bupati Intan Jaya: Saya dan Seluruh PNS Diancam KKB, Minta Uang, Dieksekusi jika Tak Diberi

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved