TNI Temukan Tempat Persembunyian KKB Papua, Ada Gua dan Rumah Pohon yang Dijadikan Pos Tinjau
TNI berhasil menemukan tempat yang diduga kuat merupakan persembunyian KKB Papua berupa gua dan rumah pohon yang dijadikan sebagai pos tinjau.
TRIBUNPALU.COM - TNI berhasil menemukan tempat yang diduga kuat merupakan persembunyian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua berupa gua dan rumah pohon yang dijadikan sebagai pos tinjau.
Tempat tersebut ditemukan Tim Patroli Yonif Raider 715/Mtl di Distrik Sugapa, Timika, Papua, Selasa (9/3/2021).
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyebutkan, temuan itu menunjukkan KKB Papua menggunakan taktik gerilya dalam serangkaian aksinya.
Dia menyebut teknik gerilya KKB di kampung, hutan, dan gunung Papua memiliki kemiripan dengan aksi kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah.
Baca juga: Kekuatan KKB di Papua saat Serang TNI-Polri Terbongkar, Ternyata Ini Strategi Mereka

"Apabila merasa kuat, mereka akan menyerang pos TNI-Polri yang dianggap lengah, menjadikan warga sebagai tameng hidup dan mendapatkan logistik dari warga," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Satgas Tinombala 2019 saat menggelar sejumlah barang bukti milik anggota MIT, beberapa waktu lalu.
Babuk tersebut berhasil diamankan pasca kontak senjata di wilayah perkebunan Padopi, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Poso, Sulteng.
Menurut Suriastawa, warga yang mengungsi karena takut KKB ini kemudian diputarbalikkan faktanya di hadapan media, termasuk menyebarluaskannya melalui media sosial.
Baca juga: KKB Bukan Satu-satunya Musuh TNI-Polri di Papua, Ada Musuh Baru yang Membahayakan
Dia menegaskan, front politik dan klandestin yang membuat berita di media bahwa warga mengungsi karena ada intimidasi dari aparat TNI-Polri.
"Selain dimuat di media online tertentu, mereka sering memanfaatkan akun-akun yang memiliki banyak followers agar viral di berbagai platform medsos. Tak jarang berita bohong ini dilengkapi dengan foto-foto lama atau dari kejadian lain hanya untuk mendapatkan framing," ujar Suriastawa.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sering berulah dan melakukan kontak senjata dengan aparat keamanan.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, membongkar kekuatan KKB ketika melakukan serangan gerilya terhadap aparat gabungan TNI-Polri.
Menurut Suriastawa, dalam melakukan serangan, KKB yang berada di gunung-gunung Papua, biasanya bergerak dalam kelompok-kelompok kecil, tidak besar seperti yang dibayangkan atau dilihat dari foto yang beredar.
Dari mereka yang bergerak untuk melakukan serangan itu, lanjut Suriastawa, tidak semua personel KKB dilengkapi atau membawa senjata api.
"Jadi, jangan dibayangkan seperti foto mereka di medsos, yang bergerombol puluhan atau ratusan orang dan semuanya bersenjata," kata Suriastawa melalui keterangan resminya pada Senin (8/3/2021).
Baca juga: Kapolda Papua akan Gunakan Tindakan Persuasif hingga Represif untuk Hadapi KKB
Suriastawa mengatakan, jumlah personel KKB yang melakukan serangan gerilya biasanya berjumlah 5 sampai 7 orang.
Dari jumlah tersebut, paling banyak hanya dua orang yang membawa senjata api.
"Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak senjata," ucap Suriastawa.
Ketika kontak senjata terjadi dan ada satu atau dua personel KKB yang terluka atau tewas, maka personel yang selamat langsung menjalankan tugasnya membawa kabur senjata api.
"Orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata," ujarnya.
Setelah itu, mereka mendokumentasikan rekannya yang tewas tersebut untuk kemudian diunggah di media sosial.
Postingan itu biasanya dibumbui narasi bahwa korban adalah warga sipil.
Baca juga: 1 KKB Tewas dalam Baku Tembak dengan TNI di Intan Jaya, 1 Lainnya Kabur Bawa Senjata
"Mereka kemudian memposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata," tutur Suriastawa.
Lebih lanjut, Suriastawa mengatakan, KKB meeupakan salah satu sayap gerakan Organisasi Papua Merdeka.
Namun, masih ada dua gerakan lagi yakni sayap politik dan kelompok klandestin.
Suriastawa melanjutkan, ketiga sayap gerakan tersebut memanfaatkan media sosial atau medsos untuk saling berkomunikasi.
Biasanya, mereka berkomunikasi untuk merencanakan aksi.
Selain itu, juga untuk menyebarkan berita bohong.
Hal itu dilakukan untuk membentuk opini publik, sehingga membuat citra buruk tentang pemerintahan Indonesia, termasuk TNI-Polri terkait persoalan Papua.
Baca juga: Danton KKB Ferry Ellas Tewas setelah Kontak Senjata, TNI-Polri Temukan Video Baku Tembak di HP-nya
"Tiga sayap gerakan ini memanfaatkan medsos untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi dan menyebarkan berita bohong," ucap Suriastawa.
"Membentuk opini buruk memang cara mereka untuk menyudutkan pemerintah Indonesia (termasuk TNI/Polri) terkait masalah Papua melalui berbagai platform medsos."
Suriastawa menambahkan, pihak yang dihadapi TNI-Polri saat ini bukan lagi hanya dari kelompok kriminal bersenjata (KKB). Melainkan juga kelompok klandestin.
Kelompok tersebut, kata Suriastawa, berada di dalam maupun luar negeri.
Selain itu, profesi kelompok ini bisa apa saja.
"Jadi, yang dihadapi bukan hanya Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang ada di gunung-gunung saja," kata Suriastawa.
"Tetapi juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun."
(Tribun Palu/KompasTV-Tito Dirhantoro)
Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul TNI Temukan Kemiripan Persembunyian KKB Papua dan MIT Poso dan di Kompas TV dengan judul Terbongkar Kekuatan KKB Saat Gerilya Serang TNI-Polri, Ini Strategi Mereka Saat Terjadi Baku Tembak