ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kekuatan KKB di Papua saat Serang TNI-Polri Terbongkar, Ternyata Ini Strategi Mereka

Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, membongkar kekuatan KKB  ketika melakukan serangan gerilya terhadap TNI-Polri.

Istimewa via Tribunnews.com
Ilustrasi KKB - Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, membongkar kekuatan KKB ketika melakukan serangan gerilya terhadap aparat gabungan TNI-Polri. 

TRIBUNPAPUA.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sering berulah dan melakukan kontak senjata dengan aparat keamanan.

Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi IGN Suriastawa, membongkar kekuatan KKB  ketika melakukan serangan gerilya terhadap aparat gabungan TNI-Polri.

Menurut Suriastawa, dalam melakukan serangan, KKB yang berada di gunung-gunung Papua, biasanya bergerak dalam kelompok-kelompok kecil, tidak besar seperti yang dibayangkan atau dilihat dari foto yang beredar.

Dari mereka yang bergerak untuk melakukan serangan itu, lanjut Suriastawa, tidak semua personel KKB dilengkapi atau membawa senjata api.

"Jadi, jangan dibayangkan seperti foto mereka di medsos, yang bergerombol puluhan atau ratusan orang dan semuanya bersenjata," kata Suriastawa melalui keterangan resminya pada Senin (8/3/2021).

Baca juga: Masalah KKB Jadi Satu di Antara Program Kerja Prioritas Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah dan kali ini menembak seorang warga sipil, Ramli (32 th) di Kampung Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (8/2/2021).
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah dan kali ini menembak seorang warga sipil, Ramli (32 th) di Kampung Bilorai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, Senin (8/2/2021). ((TRIBUNNEWS/PUSPEN TNI))

Suriastawa mengatakan, jumlah personel KKB yang melakukan serangan gerilya biasanya berjumlah 5 sampai 7 orang.

Dari jumlah tersebut, paling banyak hanya dua orang yang membawa senjata api.

"Dalam aksi gerilyanya, dari 5-7 orang hanya 1 atau 2 yang bersenjata dan bila terjadi kontak senjata," ucap Suriastawa.

Ketika kontak senjata terjadi dan ada satu atau dua personel KKB yang terluka atau tewas, maka personel yang selamat langsung menjalankan tugasnya membawa kabur senjata api.

"Orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata," ujarnya.

Setelah itu, mereka mendokumentasikan rekannya yang tewas tersebut untuk kemudian diunggah di media sosial.

Postingan itu biasanya dibumbui narasi bahwa korban adalah warga sipil.

Baca juga: TNI-Polri Temukan Video Baku Tembak di HP Milik Komandan Peleton KKB Ferry Ellas yang Tewas

"Mereka kemudian memposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata," tutur Suriastawa.

Lebih lanjut, Suriastawa mengatakan, KKB meeupakan salah satu sayap gerakan Organisasi Papua Merdeka.

Namun, masih ada dua gerakan lagi yakni sayap politik dan kelompok klandestin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved